Page 234 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 234

tiba terdengar bunyi guntur menggelegar,

            membelah  kesunyian  hutan.  Kilaran  petir

            disusul dengan angin dan hujan lebat.


                    Melihat hujan semakin keras dan alam

            bertambah  tidak  bersahabat,  Namdwiet

            berusaha melarikan diri sambil menggendong

            anaknya.



                    “Bapa,  saya  takut  hujan  ini  besar

            sekali!”  teriak  si  anak  sambil  menangis  di

            gendongan Namdwiet.


                    “Ayo, larinya lebih cepat, Bapa!”



                    Mendengar  tangis  anaknya  yang

            ketakutan, Namdwiet berusaha melangkahkan

            kakinya lebih cepat. Tetapi air semakin lama

            semakin naik, dan banjir pun terjadi.







                                        226                                                                                 227
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239