Page 26 - E-LKPD KOLOID BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM)
P. 26
2. Gerak Brown
Pada tahun 1827, seorang ahli botani inggris, Robert Brown
(1773-1858) mengamati dan menemukan bahwa gerakan dari
partikel-partikel koloid tersebut tidak teratur atau acak. Partikel ko-
loid dapat bergerak lurus tetapi arahnya tidak menentu (zig-zag).
Gerak brown didefiniskan sebagai gerak zig-zag partikel-partikel
sistem koloid yang hanya dapat diamati dengan mikroskop ultra.
Bagaimana gerak brown bisa
terjadi ? Gerak brown disebab-
kan adanya tumbukan dari
partikel medium pendispersi
pada partikel koloid yang Gambar: Robert Brown
terdispersi. Peristiwa tumbukan
tersebut berlangsung terus-menerus. Bila partikel-
partikel dari sistem koloid diamati dengan mikros-
Sumber: https://youtu.be/chBoDhm3Gho kop ultra akan tamapak senantiasa partikel koloid
bergerak lurus, tetapi tidak menentu. Semakin tinggi
temperature maka semakin cepat gerak brown karena energi kinetik medium meningkat
sehingga mengahsilkan tumbukan yang lebih kuat.
3. Adsorpsi
Koloid mempunyai partikel yang sangat kecil (luas permukaan besar) menyebab-
kan koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar. Dalam kimia, adsopsi didefinisikan
sebagai melekatnya zat pada permukaan padatan atau cairan. Partikel koloid dapat
mengadsorpsi ion atau muatan listrik, sehingga koloid menjadi bermuatan. Kemampuan
menarik ini disebabkan karena adanya tegangan-tegangan permukaan koloid cukup
tinggi sehingga jika ada partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada
permukaannya.
Proses berlangsungnya adsorpsi
minimum harus ada dua macam zat ,
yaitu zat yang diadsorpsi disebut dengan
adsorbad dan zat yang mengadsorpsi
disebut dengan adsorban. Jika partikel
koloid mengadsorpsi ion yang bermu-
atan positif pada permukaannya, koloid
tersebut menjadi bermuatan positif. Gambar: Adsorpsi ion oleh partikel koloid
Contohnya Fe(OH ) bermuatan positif
3
dalam air.
17