Page 127 - DUMMY BUKU KPU SUKOHARJO
P. 127

Kondisi KLB  dan status zona merah tentu saja mendorong KPU harus
        lebih  extra  keras  dalam  menyakinkan  pemilih.  Sebuah  situasi  yang
        cukup dilematis dimana  KPU dan jajaran membutuhkan  sarana untuk
        memberikan informasi kepada masyarakat secara intens tetapi semua
        kegiatan tatapmuka diatur secara  ketat  dengan penerapan protokol
        kesehatan  dan  membatasi  pertemuan-pertemuan  kalaupun  ada
        pertemuan dengan jumlah sangat terbatas maximal 50 orang dengan
        jarak dan protokol kesehatan.

               Situasi  yang  tidak  biasa  menyelenggarakan  Pilkada  di  tengah
        pandemi tentu saja merupakan tantangan tersendiri bagi penyelenggara.
        Tentu saja keputusan pemerintah untuk melanjutkan Pilkada di tengah
        pandemi dengan pertimbangan sangat matang. Indonesia belajar dari
        pengalaman  beberapa  negara yang tetap  melaksanakan  pemilihan  di
        tengah pandemi. Beberapa negara yang memutuskan  menunda  dan
        menggelar  pemilu  saat  pandemi,  setidaknya    73  negara  dan  teritori
        dalam  negara itu  yang menunda  pemilu  nasional  atau pemilu  lokal,
        dan  ada  80  negara  yang  tetap  menyelenggarakan  pemilu  di  tengah
        pandemi. Misalnya Amerika,  Singapura dan Korea Selatan. Singapura
        melaksanakan pemilu parlemen pada 10 Juli 2020. Sementara, Korea
        Selatan menggelar Pemilu pada  15  April 2020  yang menjadikannya
        negara pertama di  dunia yang menyelenggarakan  pemilu  di  tengah
        pandemi Covid-19. Pemilu yang diselenggarakan pada tanggal 15 April
        2020 untuk memilih 300 anggota National Assembly ke-21 (parlemen)
        ini merepresentasikan dua sisi ujian krusialitas kepercayaan publik.


               Keberhasilan Korea Selatan  menyelenggarakan Pemilu legislatif
        nasional   yang dilaksanakan di  tengah pandemi  Covid-19  justru
        mencatatkan  tingkat  partisipasi  tertinggi,    terbilang  berhasil  dengan
        partisipasi lebih dari 29 juta pemilih, atau mencakup 66,2 persen dari total
        pemilih yang terdaftar. Merupakan rekor partisipasi tertinggi untuk Pemilu
        parlemen dalam 28 tahun terakhir. Tentu saja diawal ada kekhawatiran
        jika  mobilisasi orang secara besar-besaran dalam pelaksanaan pemilu
        dapat menjadi  sumber penyebaran virus corona  baru.  Juga ada  pula



                                             Pandemi Tak Halangi Partisipasi  127
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132