Page 111 - DUMMY BUKU KPU
P. 111

Untuk  Pilkada  2010,    tiga  (3)  kecamatan  terbesar  pemilihnya
        ada  di  Kecamatan  Grogol  (85.082),  Kartasura  (73.769)  dan  Sukoharjo
        (66.628). Pun pilkada 5 tahun sesudahnya dan pilkada kemarin. Pemilih
        Pilkada  2015  di  Kecamatan  Grogol  (87.950),  Kecamatan  Kartosuro
        (78.354) dan Kecamatan Sukoharjo (69.373). Sedangkan pada Pilkada
        2020 yang tercatat di Grogol ada 89.016 pemilih, Kartasura (77.117) dan
        Sukoharjo  (71.038).  Meski  demikian,  urutan  prosentase  pemilih  yang
        menggunakan hak ternyata tidak otomatis diraih oleh jumlah pemilih
        terbanyak. Pada 2010 misalnya pemilih pengguna hak terbanyak ada di
        Mojolaban (77,28%), disusul  Gatak (72,69%) dan Sukoharjo (71,53%).
        Ketiga kecamatan ini tidak mengulang tingkat partisipasi tertinggi pada
        Pilkada  2015  yang  secara  berurutan  prosentase  tertinggi  Mojolaban
        (75,18%),  lalu  Gatak  (71,66%)  dan  Polokarto  (71,01%).  Pada  Pilkada
        2020,  peta  partisipasi  pemilih  yang  tertinggi  untuk  kecamatan  masih
        tetap dipegang oleh kecamatan yang sama, hanya saja prosentasenya
        lebih besar. Adapun perolehan prosentase pemilih yang menggunakan
        haknya secara berurutan yakni Mojolaban dengan prosentase 83,91%,
        Gatak  83,83%  dan  Polokarto  83,67%.  Dapat  ditarik  benang  merah,
        mayoritas  kecamatan  yang  prosentasenya  tinggi  merupakan  kawasan
        pedesaan. Yang agak unik adalah masuknya Polokarto dan Mojoloban
        yang keduanya bersebelahan dan  masuk dapil 5 sekaligus  berbatasan
        dengan Kabupaten Karanganyar.
               Hasil penelitian antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerja
        sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan  Indonesia  (LIPI) tentang
        partisipasi  pemilih  pada  Pilpres  dan  Pileg  2014,  ditemukan  beberapa
        faktor  yang  mempengaruhi  naik  turunnya  tingkat  partisipasi  pemilih.
        Faktor lain yang menarik dari penelitian penjajakan ini ternyata, rakyat
        yang tinggal di perkotaan--yang memiliki akses informasi dan transportasi
        lebih  baik  ketimbang  di  pedesaan,  justru  partisipasi  politiknya  lebih
        rendah  dibandingkan dengan di  pedesaan.  Karena informasi yang
        mereka dapatkan tentang politik justru membuat mereka menjadi apatis
        terhadap politik dan enggan berpartisipasi dalam pemilu.
               Jika pada Pilkada prosentase pemilih terbesar tingkat kecamatan
        pada  2010  ada  di    77,28  %  dan  2015  di  angka  75,18%  maka  terjadi


 Meneguhkan Kedaulatan Pemilih               Pandemi Tak Halangi Partisipasi  111
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116