Page 22 - e-modul praktikum
P. 22
18
Gambar 3. Struktur Dasar Flavonoid
Pengenalan flavonoid didasarkan pada reaksi reduksi gugusan karbonil
pada lingkar δ-lakton menjadi gugusan alcohol membentuk senyawa hidroksi
yang berwarna-warni tergantung pada gugusan fungsional yang terikat pada
lingkaran A atau B. Warna yang terjadi dapat ditarik oleh amil alkohol.
Flavonoid sering dijumpai bentuk glikosidanya dibanding bentuk bebas
(aglikon). Bentuk glikosidanya larut dalam pelarut polar seperti air, metanol,
etanol, aseton, butanol. Sedangkan bentuk bebasnya larut dalam pelarut kurang
polar seperti klorofom dan eter. Flavonoid bentuk glikosida ada dua jenis, yaitu
flavonoid C-glikosida dan flavonoid O-glikosida. Flavonoid dapat
diidentifikasi menggunakan uji Shinoda (serbuk Mg dan beberapa tetes HCl 5
M) yang akan menghasilkan warna merah hingga merah keunguan sebagai
tanda keberadaan flavanon, flavonol, flavanonol, dan dihidroflavonol (Hanani,
2015).
3. Senyawa Saponin
Saponin adalah senyawa metabolit sekunder dalam tumbuhan yang bersifat
dapat membentuk busa, serta dapat menghemolisis sel darah merah. Senyawa
ini larut dalam air namun tidak larut dalam pelarut non polar seperti eter.
Saponin bersifat racun terhadap ikan dan dapat dideteksi berdasarkan
kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Saponin
terbagi menjadi 2, yaitu saponin steroid dan saponin triterpen. Saponin steroid
memiliki inti steroid (C-27) yang terikat dengan gula. Saponin ini jika
terhidrolisis akan menghasilkan aglikon yang disebut sapogenin. Saponin ster-
Praktikum Kimia Organik II

