Page 8 - E-Klipping EUA Vaksin Comirnaty Produksi Pfizer and BioNTech
P. 8
Saat ini menurutnya proses uji klinik terhadap Invermectin masih berjalan di delapan
rumah sakit di Indonesia.
"Belum ada EUA untuk Ivermectin, uji klinik baru dimulai," kata Penny seperti yang
dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.
Penny mengatakan, Ivermectin dapat diakses melalui delapan rumah sakit yang
mengikuti uji klinik dan rumah sakit lain sesuai petunjuk teknis.
Ia menegaskan, saat ini Ivermectin dapat diberikan sesuai resep dokter yang
mengacu pada petunjuk teknis.
"Ivermectin dapat diakses melalui Uji Klinik di delapan RS yang mengikuti uji klinik,
dan di RS lain sesuai dengan Petunjuk Teknis tentang Expanded Access, perluasan
akses obat uji (seperti Ivermectin saat ini), dengan resep dokter dan dosis sesuai uji
klinik," ujarnya.
Adapun, di masyarakat beredar surat edaran BPOM dan menjadi dasar misinformasi
yang menyebut Ivermectin sudah mendapat izin uji penggunaan darurat dari BPOM.
Surat edaran itu sendiri berisi pelaksanaan distribusi untuk delapan obat yang
digunakan dalam penyembuhan Covid-19, dan harus melalui proses EUA.
Delapan obat itu termasuk Ivermectin. Ini tercantum dalam Surat Edaran Nomor
PW.01.10.3.34.07.21.07 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Distribusi Obat dengan
Persetujuan Penggunaan Darurat.
Namun, Penny belum memberikan jawaban detail mengenai surat edaran tersebut.
SE tersebut diterbitkan BPOM pada 13 Juli 2021 dan ditandatangani Plt Deputi Bidang
Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM
Mayagustina Andarini.
Dalam SE tersebut poin 6 disebutkan bahwa sehubungan dengan terjadinya
kelangkaan obat mendukung penanganan terapi Covid-19, termasuk obat yang
diberikan EUA dalam peredaran, maka pelaporan sebagaimana dimaksud angka 4
dan angka 5 di atas untuk periode Juli-September 2021 dilakukan setiap akhir hari
kegiatan distribusi atau pelayanan kefarmasian.
Kemudian, pada poin 7 diatur bahwa ada 8 obat yang mendukung penanganan Covid-
19, termasuk Ivermectin.
Adapun, tujuh obat lainnya yang izin penggunaan daruratnya telah diberikan oleh
BPOM.
Ketujuh obat lainnya, yakni Remdesivir, Favipiravir, Oseltamivir, Immunoglobulin,
Tocilizumab, Azithromycin, dan Dexametason (tunggal).
Surat Edaran ini ditujukan untuk Pemilik EUA, Pimpinan Fasilitas Distribusi Obat,
Pimpinan Rumah Sakit, Pimpinan Pusat Kesehatan Masyarakat, Pimpinan Klinik,
Pimpinan Kantor Kesehatan Pelabuhan, Pemilik Sarana Apotek. (*)