Page 231 - Badan POM Hadir #Kerja Bersama Untuk Bangsa
P. 231

BADAN POM HADIR                 MEWUJUDKAN VISI MELALUI LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS
 keRjA BeRsAMA uNtuk BANgsA



 Morocco–Tunisia Development Cooperation Through Reverse
 Linkage (RL) yang merupakan program dari kesepakatan antara
 Bappenas  dan  Islamic  Development  Bank  (IDB)  pada  tahun
 2017 dalam bidang kesehatan dan farmasi, khususnya dalam
 bidang vaksin. Ruang lingkup kerja sama program RL sendiri
 mencakup 13 sektor yaitu pertanian, kelautan dan perikanan,
 kesehatan dan farmasi, transportasi, teknologi, pelatihan voca­
 tional, perencanaan, microfinance, penganggaran, industri, per­
 dagangan, mitigasi dan bencana alam.
 Program RL Indonesia­Morocco­Tunisia yang dikemas da­
 lam bentuk  knowledge  sharing  dalam  manajemen  vaksin  ini
 diadakan selama 3 hari pada tanggal 27­29 Agustus 2018 di dua
 tempat, yakni Jakarta dan Bandung. Maroko dan Tunisia me­
 ngirimkan 5 orang delegasi yang terdiri atas 2 orang dari Tunisia
 dan 3 orang dari Maroko. Kegiatan kemudian dilanjutkan de­
 ngan  courtesy call, berdialog dengan kelima delegasi dari
 Tunisia dan Maroko dan rencana kolaborasi ketiga negara dalam
 hal pengembangan vaksin ke depan. Usai courtesy call, kelima
 delegasi Tunisia­Maroko diajak berkunjung ke Badan POM
 Command Center, yang merupakan pusat data dan informasi   3. nra Benchmarking
 real-time sebagai penunjang utama fungsi pengawasan obat dan   Sebagai lembaga yang berwenang atas pengawasan obat
 makanan yang dilakukan di seluruh Indonesia.  dan makanan di Indonesia, Badan POM memiliki sebuah sistem
 Badan POM menerima kunjungan dari Direktur Jenderal   regulasi dalam pengaturan segala aspek yang berkaitan dengan
 Lembaga Otoritas Pengawasan Keamanan Pangan atau  Office   obat  dan  makanan. Sistem  regulasi  ini  merupakan komponen
 National de Sécurité Sanitaire Alimentaire (ONSSA) Maroko   penting dalam sistem kesehatan yang akan berpengaruh
 beserta jajarannya, Jakarta (15/03/2019). Badan POM menerima   pada capaian derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Badan
 kunjungan bersama dengan perwakilan dari Kementerian Luar   POM memiliki peran strategis dalam membuat, membangun,
 Negeri dan Kementerian Pertanian. Kunjungan tersebut meru­  menjalankan, dan mengevaluasi sistem regulasi yang digunakan.
 pakan  Technical  Meeting  pertama  pasca  penandatanganan   Ketidakefektifan  dan  ketidakefisienan  dalam  sistem  regulasi
 Memorandum of Understanding (MoU) di bidang keamanan   ini akan menjadi penghalang dalam mendapatkan produk yang
 pangan antara Badan POM dan ONSSA pada tanggal 9 November   aman, bermanfaat, dan bermutu.
 2017 di Rabat, Maroko.  Indonesia merupakan salah satu pemain penting dalam dunia
 Dalam pertemuan tersebut, Badan POM memaparkan   industri farmasi yang diantaranya ikut menyuplai vaksin ke dunia
 mengenai sistem  pengawasan pangan di Indonesia termasuk   internasional. Karena hal tersebut, sistem regulasi yang ada di
 pen jelasan mengenai penerapan  Health  Certificate, sedangkan   Indonesia harus sesuai dengan standar internasional. National
 ONSSA menjelaskan mengenai tata cara ekspor ke Maroko   Regulatory Authority (NRA)  benchmarking  merupakan salah
 khususnya  produk  segar.  Selain  itu,  kedua  lembaga  sepakat   satu upaya WHO untuk memperkuat sistem regulasi negara­ne­
 untuk meningkatkan pengawasan keamanan pangan dan kemu­  gara anggotanya, salah satunya Indonesia, melalui penilaian ter­
 dah an ekspor impor kedua negara dengan bekerja sama dalam   hadap fungsi regulasi yang dijalankan.
 penguatan sistem pengawasan pangan di Maroko melalui imple­  Indonesia telah dua kali dinilai oleh WHO yaitu pada ta­
 mentasi sertifikat kesehatan digital.   hun 2005 dan 2012. Pada kedua penilaian tersebut Badan POM




 220 I tiga taHUn KinERJa Badan POM       tiga taHUn KinERJa Badan POM I 221
   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236