Page 12 - Badan POM Inisiasi Pertemuan Virtual Antar Negara Anggota OKI Bahas Obat Dan Vaksin COVID-19_Neat
P. 12
Judul : Pertemuan Virtual BPOM - Negara OKI Bahas Obat dan Vaksin Covid-19
Nama Media : tempo.co
Tanggal : 9 Desember 2020
Halaman/URL : https://bisnis.tempo.co/read/1413064/pertemuan-virtual-bpom-
negara-oki-bahas-obat-dan-vaksin-covid-19
Tipe Media : Online
Pelaku usaha logistik menyebut
kenaikan tarif angkutan (freight)
akibat kelangkaan kontainer di
Indonesia mencapai dua hingga tiga kali
lipat dari harga normal.
Ketua DPP Asosiasi Logistik dan
Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki
Nugrahawan Hanafi menuturkan
angkutan laut antarnegara atau ocean going memiliki banyak destinasi dan banyak
pemain, sehingga kenaikan tarif pun beragam.
Kenaikan terutama untuk permintaan kontainer high cube (HC) dan 40 feet,
sementara kontainer 20 feet tetap tersedia.
"Ada kenaikan hampir 100 persen betul, bahkan ada beberapa perusahaan
pelayaran lebih dari 100 persen bergantung destinasi, ini terjadi di Asean, dan China
karena pulih terlebih dahulu dari pandemi," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa 8
Desember 2020.
Berdasarkan laporan internal ALFI, di China, biaya tambahan individu untuk
pengiriman ini berkisar dari US$300 hingga US$1.950 per kontainer. Ini di atas tarif
spot tertinggi sepanjang masa untuk pengiriman laut dari pelabuhan muat di China
ke pantai timur dan barat AS.
Pada Desember, tarif angkutan dari Asia ke pantai barat AS telah menyentuh
US$3.758 per unit setara empat puluh kaki (FEU) naik 3,3 persen dibandingkan
dengan bulan sebelumnya dan naik 140 persen secara tahun ke tahun.
Untuk pengiriman di bulan yang sama, tarif angkutan dari Asia ke pantai timur AS
telah mencapai $ 4.538 per FEU naik 7,9 persen dibandingkan dengan Agustus dan
naik 72,5 persen tahun ke tahun.
Selain itu, terang Yukki kelangkaan terjadi akibat situasi dan kondisi cuaca yang
tengah mengalami kondisi ekstrem. Adapun pada Kuartal IV/2020 ini ada kenaikan
ekspor ditambah pasca Covid-19 ekonomi menggeliat naik seiring kedatangan
vaksin.
"Setiap negara di Asean khususnya di regional, akhirnya mencoba saling menarik
kontainer untuk kebutuhan masing-masing, jadinya supply and demand, saya