Page 8 - Dukungan Hasil Riset Untuk Percepatan Perizinan
P. 8

Sedangkan untuk produk fitofarmaka antara lain ekstrak seledri, binahong, daun kelor, daun
               gambir dan bajakah," tuturnya.
               Sementara  itu,  dalam  mewujudkan  kemandirian  produk  darah  dilakukan  pengembangan
               industri  fraksionasi  plasma.  Langkah  awal  untuk  penyediaan  bahan  baku  plasma  adalah
               dengan melakukan pendampingan dan percepatan sertifikasi Cara Produksi Obat yang Baik
               (CPOB) Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI).

               "Hingga saat ini telah tersertifikasi tiga belas UTD PMI dan empat sertifikat CPOB diantaranya
               akan diserahkan secara resmi pada kegiatan ini," tukasnya.

               Selain  pameran  hasil  penelitian,  kegiatan  ini  juga  ini  akan  membahas  beberapa  materi
               menarik melalui seminar terkait penelitian dan pengembangan Obat dan Makanan yang siap
               dihilirisasi, antara lain produk obat berasal dari stem cell (metabolit), albumin dari ikan gabus,
               produk darah, fitofarmaka, dan bahan pangan spesifik lokal.
               "Kami mengharapkan kegiatan ini menjadi forum yang dapat dimanfaatkan secara maksimal
               untuk menginventarisasi penelitian yang berpotensi dihilirasi dan menjadi media komunikasi
               serta membangun intensive partnership dan sinergi antara ABG (academia, business dan
               government)," terangnya.

               Lebih  lanjut  Penny  menyampaikan  bahwa  hal  ini  akan  menjadi  kunci  keberhasilan
               mendapatkan solusi atas kendala maupun gap yang dihadapi oleh para peneliti dan pelaku
               usaha dalam rangka percepatan hilirisasi hasil riset," tambahnya.

               Badan  POM  berkomitmen  untuk  terus  menjalankan  Instruksi  Presiden  No  6  Tahun  2016
               dengan mendorong percepatan kemandirian dan meningkatkan daya saing industri obat, obat
               tradisional, dan pangan di Indonesia. Sebagai otoritas Obat dan Makanan di Indonesia, Badan
               POM melakukan pengawalan sepanjang product life cycle yang merupakan siklus mata rantai
               yang tidak dapat dipisahkan, karena merupakan satu kesatuan mencaku pre dan post-market.
               Data yang diperoleh dari hasil evaluasi pre-market, khususnya yang menunjukkan risiko akan
               menjadi input bagi pengawasan post-market, agar risiko dapat dicegah, dikendalikan, atau
               diminimalisasi. Demikian juga sebaliknya data pengawasan post-market menjadi input untuk
               evaluasi produk yang sedang dalam proses registrasi atau perizinan.
               "Siklus ini merupakan unsur kritikal bagi efektivitas perlindungan masyarakat dari risiko Obat
               dan Makanan yang membahayakan kesehatan masyarakat," tutup Kepala Badan POM.
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13