Page 35 - Gabungan Konferensi Pers Penyerahan Bantuan COVID-19 dari Badan POM kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
P. 35

deteksi severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-Cov-2) yang
               menyebabkan          penyakit Coronavirus         disease       2019 (COVID-19)          di
               laboratorium/Labkesda DKI Jakarta.

               Selain  itu,  berbagai  upaya  juga  dilakukan  Badan  POM  untuk  mendukung
               ketersediaan  obat  dalam  kondisi  pandemi  COVID-19,  antara  lain  dengan
               percepatan registrasi obat dan produk biologi (PB) melalui upaya simplifikasi
               persyaratan registrasi, prioritas penilaian melalui jalur fast track khusus untuk
               obat yang digunakan dalam penanganan COVID19 “Saat ini kami berlakukan
               timeline registrasi paling lama 6 jam untuk Pra Registrasi, 20 Hari Kerja (HK)
               untuk registrasi obat baru dan PB, serta 5 HK untuk registrasi obat generik,”
               jelas Kepala Badan POM. Percepatan pemberian izin edar yang dilakukan ini
               dalam skema Emergency Use Authorization (EUA), dengan pertimbangan risk
               and benefit serta dilakukan peninjauan kembali jika didapatkan data baru. Hal
               ini menunjukkan bahwa Badan POM tetap berupaya menjaga keamanan obat
               beredar dalam kondisi darurat.

               “Badan  POM  juga  melakukan  percepatan  importasi  bahan  baku  obat  dari  1
               HK menjadi paling lama 2 jam, percepatan sertifikasi paling lama 7 HK dan
               resertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) paling lama 5 HK, serta
               percepatan  sertifikasi  Cara  Distribusi  Obat  yang  Baik  (CDOB)  paling  lama
               7HK. Juga memberlakukan fast track evaluasi dan persetujuan pengajuan uji
               klinik  obat  COVID-19  dengan timeline yang  semula  20  HK  menjadi  4  HK,”
               lanjutnya.

               Dari  sisi  pengawasan  di  lapangan,  Badan  POM  terus  berperan  aktif  pada
               pengawasan  bantuan  obat  COVID-19  dari  luar  negeri  yang  masuk  ke
               Indonesia, baik melalui Bandara Soekarno Hatta dan Halim Perdana Kusuma
               maupun  Pelabuhan  Tanjung  Priok,  karena  rawan  disalahgunakan.  Untuk
               mempercepat proses verifikasi dokumen, Badan POM menempatkan tenaga
               yang  kompeten  di  BNPB  agar  dapat  berkoordinasi  dan  bekerja  bersama
               dengan tim Gugus Tugas. Melalui Balai Besar/Balai POM dan Kantor Badan
               POM di kabupaten/kota di seluruh Indonesia (UPT badan POM), Badan POM
               terus  melakukan  pengawasan  mutu  obat  sejak  penerimaan  sampai
               pendistribusian  melalui  sampling  pengujian  (rapid test),  Monitoring  Efek
               Samping  Obat/MESO (pharmacovigilance),  serta  koordinasi  pendistribusian
               obat komersial dengan Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) dan
               Pedagang Besar Farmasi (PBF).

               Tak  hanya  itu,  Badan  POM  aktif  melakukan  patroli  siber  sebagai  bentuk
               pengawasan peredaran Obat di media daring khususnya terkait obat kloroquin
               dan sejenisnya. “Selama periode 6 Maret sampai dengan 2 April 2020, Badan
               POM  telah  mengidentifikasi  adanya  5.633  situs/link yang  mengiklankan
               penjulan  obat  kloroquin  dan  sejenisnya.  Terhadap  temuan  tersebut,  Badan
               POM  telah  berkoordinasi  dengan  IdEA  (Indonesian  E-Commerce
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40