Page 38 - Gabungan Konferensi Pers Penyerahan Bantuan COVID-19 dari Badan POM kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
P. 38

Sebelumnya,  pada  23  Maret  lalu,  Badan  POM  meminjamkan  4  unit  mobil
               insinerator      untuk     memusnahkan          limbah      medis      infeksius     yang
               dihasilkan  selama  proses  penanganan  pasien  COVID-19  di  RS  Darurat
               Corona Kemayoran. Kemudian pada 1 April, alat Realtime PCR (Polymerase
               Chain  Reaction)  Badan  POM  dimanfaatkan  untuk  mendukung  pengujian
               deteksi severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-Cov-2) yang
               menyebabkan          penyakit Coronavirus         disease       2019 (COVID-19)          di
               laboratorium/Labkesda DKI Jakarta.

               Selain  itu,  berbagai  upaya  juga  dilakukan  Badan  POM  untuk  mendukung
               ketersediaan  obat  dalam  kondisi  pandemi  COVID-19.  Antara  lain,  dengan
               percepatan registrasi obat dan produk biologi (PB) melalui upaya simplifikasi
               persyaratan registrasi, prioritas penilaian melalui jalur fast track khusus untuk
               obat yang digunakan dalam penanganan COVID-19.

               “Saat  ini,  kami  berlakukan timeline registrasi  paling  lama  6  jam  untuk  Pra
               Registrasi, 20 Hari Kerja (HK) untuk registrasi obat baru dan PB, serta 5 HK
               untuk registrasi obat generik,” jelas Kepala Badan POM.

               Percepatan pemberian izin edar yang dilakukan ini dalam skema Emergency
               Use        Authorization        (EUA),       dengan         pertimbangan risk         and
               benefit serta dilakukan peninjauan kembali jika didapatkan data baru. Hal ini
               menunjukkan  bahwa  Badan  POM  tetap  berupaya  menjaga  keamanan  obat
               beredar dalam kondisi darurat.

               “Badan  POM  juga  melakukan  percepatan  importasi  bahan  baku  obat  dari  1
               HK menjadi paling lama 2 jam, percepatan sertifikasi paling lama 7 HK dan
               resertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) paling lama 5 HK, serta
               percepatan  sertifikasi  Cara  Distribusi  Obat  yang  Baik  (CDOB)  paling  lama
               7HK,” katanya.

               “Juga memberlakukan fast track evaluasi dan persetujuan pengajuan uji klinik
               obat        COVID-19           dengan timeline yang           semula         20        HK
               menjadi 4 HK,” lanjutnya.

               Dari  sisi  pengawasan  di  lapangan,  Badan  POM  terus  berperan  aktif  pada
               pengawasan  bantuan  obat  COVID-19  dari  luar  negeri  yang  masuk  ke
               Indonesia, baik melalui Bandara Soekarno Hatta dan Halim Perdana Kusuma
               maupun           Pelabuhan           Tanjung          Priok,        karena          rawan
               disalahgunakan.

               Untuk  mempercepat  proses  verifikasi  dokumen,  Badan  POM  menempatkan
               tenaga  yang  kompeten  di  BNPB  agar  dapat  berkoordinasi  dan  bekerja
               bersama  dengan  tim  Gugus  Tugas.  Melalui  Balai  Besar/Balai  POM  dan
               Kantor  Badan  POM  di  kabupaten/kota  di  seluruh  Indonesia  (UPT  badan
               POM),  Badan  POM  terus  melakukan  pengawasan  mutu  obat  sejak
               penerimaan  sampai  pendistribusian  melalui  sampling  pengujian  (rapid test),
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43