Page 14 - 060524_E - Klipping Pemberitaan BPOM Terkait Diseminasi Inwas Nataru
P. 14
Judul : BPOM RI Wanti-wanti Takjil Berisiko Kanker! Waspadai Mi Kuning-Cilok
Seperti ini
Nama Media : detik.com
Tanggal : 4/2/2024
Halaman/URL : https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7273319/bpom-ri-wanti-wanti-
takjil-berisiko-kanker-waspadai-mi-kuning-cilok-seperti-ini
Tipe Media : Media Online
Dalam pengawasan makanan
yang dilakukan Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI (BPOM) di
rangka bulan Ramadan dan
menjelang Idul Fitri, pihaknya
masih menemukan takjil-takjil
yang mengandung zat berbahaya.
Dari 9.262 sampel takjil yang
diuji oleh BPOM, 1,10 persen di
antaranya mengandung bahan
berbahaya.
"Pelanggaran yang ditemukan itu
masih ada takjil yang
menggunakan bahan seperti
formalin, boraks, hingga
rhodamin. Ini menurun dari tahun
sebelumnya sekitar 1,17 persen," kata Plt Kepala BPOM RI Lucia Rizka Andalusia ketika
ditemui awak media di Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024).
Dari temuan yang dilakukan oleh pihak BPOM RI, mereka menemukan 48,04 persen pelanggar
menggunakan bahan formalin, 25,49 menggunakan rhodamin B, 27,45 persen menggunakan
boraks, dan 0,98 persen menggunakan bahan kuning metanil.
Rizka menuturkan bahwa zat-zat yang ditemukan itu dapat membahayakan kesehatan. Formalin kerap
ditemukan pada produk mi kuning dan tahu, rhodamin B pada cendol dan mutiara, boraks pada cilok dan
otak-otak, serta kuning metanil pada tahu orange.
"Bahayanya macam-macam, mulai dari ringan hingga berat. Misalnya efek beratnya itu bersifat
karsinogen ya jadi dapat menyebabkan kanker. Kalau ringannya mungkin mual, muntah, dan pusing,"
katanya.