Page 64 - Konpers Penindakan Obat Tradisional dan Pangan Olahan
P. 64

Lebih  lanjut  Penny  menyampaikan,  terdapat  temuan  terbaru  pada  operasi
               penindakan obat tradisional tanpa izin edar dan/atau mengandung bahan kimia obat
               serta pangan olahan tanpa izin edar pada Rabu (23/09) di Rawalumbu, Bekasi.

               Nilai  temuan  barang  bukti  sebanyak  60  item,  78.412  pcs  diperkirakan  mencapai
               Rp3,25  miliar.  Temuan  ini  merupakan  hasil  pengawasan  rutin  yang  bermula  dari
               laporan  masyarakat  yang  menyebutkan  adanya  gudang  yang  menyimpan  dan
               mendistribusikan produk obat tradisional dan pangan olahan ilegal.

               Berdasarkan laporan tersebut, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Badan POM
               melakukan  pendalaman  dan  penelusuran  yang  kemudian  menunjukkan  adanya
               pelanggaran di bidang Obat dan Makanan.
               “Untuk  sementara,  diketahui  bahwa  modus  operandi  pelaku  adalah  mengedarkan
               obat  tradisional  dan  pangan  olahan  ilegal  melalui platform e-commerce,  serta
               mendistribusikan  produk  tersebut  melalui  jasa  transportasi online dan  ekspedisi,”
               ungkap  Kepala  Badan  POM.  “Dari  operasi  ilegal  ini,  tersangka  berhasil
               mendapatkan  omset  miliaran  rupiah  setiap  tahunnya,”  lanjut  Kepala  Badan  POM
               dalam rilis.
               Sanksi Pelaku

               Berdasarkan  temuan  dan  fakta  di  lapangan,  para  tersangka  dapat  dijerat  dengan
               ketentuan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 196 Jo. Pasal
               98 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 197 Jo. Pasal 106 ayat (1) yang pada intinya
               menyatakan  bahwa  setiap  orang  yang  dengan  sengaja  memproduksi  atau
               mengedarkan sediaan farmasi, dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar
               dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak 1,5
               miliar rupiah.

               “Selain itu, tersangka juga dapat dikenakan hukuman pidana berdasarkan ketentuan
               Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 Pasal 142 Jo. Pasal 91 ayat (1),”
               tambah  Kepala  Badan  POM.  Pasal  ini  menyatakan  bahwa  pelaku  usaha  pangan
               yang dengan sengaja tidak memiliki izin edar terhadap setiap pangan olahan yang
               dibuat  di  dalam  negeri  atau  yang  diimpor  untuk  diperdagangkan  dalam  kemasan
               eceran dapat dikenakan hukuman pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda
               paling banyak 4 miliar rupiah.

               “Berdasarkan  Undang-Undang  Perlindungan  Konsumen  Nomor  8  Tahun  1999,
               Pasal  62  ayat  (1),  tersangka  dapat  dikenakan  hukuman  dengan  pidana  penjara
               paling  lama  5  tahun  atau  pidana  denda  paling  banyak  dua  miliar  rupiah,”  lanjut
               Kepala Badan POM.
               Upaya Pencegahan Badan POM

               Dalam  memberantas  kejahatan  obat  dan  makanan,  Badan  POM  mengedepankan
               upaya pencegahan melalui optimalisasi kegiatan cegah tangkal, siber dan intelijen.
               Sementara  itu,  untuk  penegakan  hukum  akan  lebih  difokuskan  pada  kejahatan
               dengan  nilai  ekonomi  tinggi  atau  kualitas  kejahatannya  akan  mempengaruhi
               kesehatan  masyarakat,  perekonomian,  harga  diri  bangsa  (ketahanan  bangsa)
               utamanya produk-produk impor dan kejahatan terorganisir.
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69