Page 45 - e-klipping Kandungan Bromat pada AMDK
P. 45
Artinya, ada laboratorium lain yang lebih dulu melakukan uji kesehatan pangan sehingga muncul data
kandungan Bromat dimaksud. Data tersebut kemudian diungkapkan ke publik. Badan keamanan pangan
nasional itu mengaku secara rutin melakukan pengawasan terhadap AMDK yang beredar di Indonesia.
Dari hasil pengawasan itu, BPOM mengklaim bahwa AMDK yang beredar saat ini masih memenuhi
persyaratan keamanan dan mutu.
BPOM mengaku selalu mengedepankan pembuktian ilmiah dan objektif dalam proses pengawasan
peredaran obat dan makanan. Masyarakat tentu berharap agar BPOM tidak kecolongan dalam kasus
Bromat kali ini seperti pada kasus Etilen Glikol dan Dietilen Glikol (EG/DEG) pada obat batuk.
Sebelumnya, kandungan Bromat yang melebihi ambang batas aman diungkapkan oleh Gerald Vincent
di media sosial melalui akun tiktok @geraldvincentt. Dia memaparkan hasil uji lab kandungan Bromat
terhadap beberapa produk AMDK.
Hasilnya, salah satu produk memiliki kandungan Bromat sebesar 58,8 mikrogram per liter. Unggahan
Gerald lantas viral dan menjadi pembelajaran bagi publik akan bahaya kandungan Bromat dalam AMDK.
Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menyebutkan bahwa orang yang mengonsumsi
Bromat dalam jumlah besar mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare dan sakit perut.
Orang yang mengonsumsi Bromat konsentrasi tinggi juga mengalami efek ginjal, efek sistem saraf dan
gangguan pendengaran. Namun, orang-orang ini terpapar pada tingkat Bromat ribuan kali lipat dari
jumlah yang dihasilkan dari air minum pada standarnya.
Paparan Bromat dalam jumlah besar dalam jangka waktu lama menyebabkan efek ginjal pada hewan
laboratorium. Paparan Bromat tingkat tinggi dalam jangka panjang juga menyebabkan kanker pada tikus.
Keberadaan Bromat yang melebihi ambang batas dalam AMDK juga pernah ditemukan di beberapa
negara seperti Amerika Serikat, China dan Saudi Arabia.