Page 66 - INTENSIFIKASI RAMADHAN 2019
P. 66
http://m.suarakarya.id/detail/92366/Ini-Kata-Kepala- "Jika dibandingkan dengan data intensifikasi
Badan-POM-Tiga-Pelanggaran-Berat-Kopi-Pak-Belalang
pangan tahun 2018, telah terjadi peningkatan
Ini Kata Kepala Badan POM: Tiga jumlah temuan dan besaran nilai keekonomian
Pelanggaran Berat, Kopi Pak Belalang! temuan. Pada tahap III tahun 2018, pemeriksaan
dilakukan terhadap 1.726 sarana riteldistributor
SuaraKarya.id - JAKARTA: Selama bulan pangan jumlah total temuan produk pangan TMK
Ramadan dan jelang Idul Fitri, terjadi sebanyak 110.555 kemasan dari 591 sarana
peningkatan pembelian dan konsumsi distribusi dengan total nilai keekonomian lebih
produk pangan (demand) oleh konsumen dari Rp2,2 Miliar," jelas Penny.
yang juga diikuti dengan peningkatan Peningkatan jumlah dan nilai keekonomian
persediaan dan peredaran (supply) di temuan tersebut, kata dia, merupakan hasil dari
berbagai tempat. Menjadi kebiasaan jamak, semakin meluasnya cakupan pengawasan
momen yang baik tersebut justru intensifikasi pangan hingga ke kabupaten dan
dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak kota.
bertanggung jawab dengan mengedarkan Lebih lanjut Penny K. Lukito memaparkan bahwa
produk pangan yang tidak memenuhi syarat berdasarkan lokasi temuan, temuan pangan
keamanan dan kualitas mutu. kedaluwarsa banyak ditemukan di Kendari,
Untuk mengantisipasi beredarnya produk yang Jayapura, Mimika, Palopo, dan Bima, dengan jenis
tidak memenuhi syarat, sekaligus dalam rangka produk susu kental manis, sirup, tepung,
melindungi masyarakat dari mengonsumsi makanan ringan, dan biskuit. Temuan pangan
produk tersebut, sejak tanggal 22 April 2019 rusak banyak ditemukan di Palopo, Banda Aceh,
Badan POM melalui 33 Balai Besar/Balai POM Bima, Kendari, dan Gorontalo, dengan jenis
dan 40 Kantor Badan POM di seluruh Indonesia produk pangan yang rusak yaitu susu kental
melakukan pengawasan pangan secara intensif manis, sereal, minuman teh, ikan dalam kemasan
dan cukup massif. kaleng, dan minuman berperisa.
Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito “Sementara untuk temuan pangan ilegal banyak
mengatakan intensifikasi pengawasan ini ditemukan di Kendari, Tangerang, Makassar,
dilakukan bekerja sama dengan berbagai lintas Baubau dan Banjarmasin, dengan jenis produk
sektor terkait dan dilaporkan secara bertahap garam, makanan ringan, cokelat, Air Minum
setiap minggu hingga tanggal 7 Juni 2019. Dalam Kemasan (AMDK), dan minuman
"Target intensifikasi pengawasan difokuskan berperisa,” urainya.
pada pangan olahan Tanpa Izin Edar (TIE)/ilegal, Sedangkan pangan jajanan berbuka puasa
kedaluwarsa, dan rusak serta pangan jajanan (takjil), dari 2.804 sampel yang diperiksa oleh
berbuka puasa (takjil) yang kemungkinan petugas Badan POM di berbagai kota di
mengandung bahan berbahaya seperti formalin, Indonesia, masih terdapat 83 sampel (2,96%)
boraks, dan pewarna dilarang (rhodamin B dan Tidak Memenuhi Syarat (TMS), yang
methanyl yellow),"ujar Penny K. Lukito saat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu
konpres temuan Badan POM senilai Rp 3,4 Miliar kelompok agar-agar; kelompok minuman
pangan ilegal, kedaluwarsa, dan rusak di Aula berwarna, kelompok mi, dan kelompok kudapan.
Badan POM, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2019). Temuan bahan berbahaya yang banyak
Menurut penjelasannya, hingga tanggal 10 Mei disalahgunakan pada pangan yaitu formalin
2019 (tahap III), telah dilakukan pemeriksaan (39,29%), boraks (32,14%), dan rhodamin B
terhadap 1.834 sarana ritel dan distribusi pangan (28,57%).
yang terdiri dari 1.553 sarana ritel dan 281 ”Apabila dibandingkan dengan data intensifikasi
sarana gudang distributor atau importir. Hasil pangan pada tahun 2018, tahun ini terjadi
pemeriksaan menemukan 170.119 kemasan penurunan persentase produk takjil yang TMS.
produk pangan rusak, kedaluwarsa, dan ilegal Pada pelaksanaan intensifikasi tahap III tahun
atau Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) dari 796 2018, sampel yang tidak memenuhi syarat
sarana distribusi dengan total nilai keekonomian sebesar 5,34%,” ungkap Penny.
mencapai lebih dari Rp3,4 Miliar.