Page 4 - 190705_Konferensi Pers Semarang
P. 4
Judul : BPOM: Kosmetik Ilegal Banyak Beredar Secara Online
Nama Media : Detik.com
Tanggal : 4 Juli 2019
Page/URL : https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4611055/bpom-kosmetik-
ilegal-banyak-beredar-secara-online
Tipe Media : Online
Semarang - Peredaran kosmetik ilegal
dan berbahaya mengikuti kemajuan
teknologi dan semakin masif. Badan
Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) terus menggandeng
perusahaan e-commerce untuk
mengantisipasinya.
Kepala BPOM RI, Penny K Lukito
mengatakan penjualan kosmetik dan
obat ilegal serta berbahaya tidak hanya
dari website pelaku namun juga e-commerce yang umum digunakan masyarakat.
"Terus ada karena ada permintaan dari masyarakat. Segmen remaja banyak karena informasi
yang terbuka ini," kata Penny di Kantor BPOM Semarang, Kamis (4/7/2019).
Terkait kerjasama dengan e-commerce saat ini sedang digodok agar BPOM bisa memiliki
payung hukum supaya penindakan penjualan kosmetik ilegal lewat online bisa cepat
dilakukan.
"Akan ada kesepakatan bersama, sedang tunggu tim di badan POM untuk buat kesepakatan
terkait obat dan makanan. Untuk obat keras jelas tidak boleh didagangkan secara online
karena harus ada apoteker yang sampaikan informasi. Kami sedang selesaikan regulasi
sebagai payung hukum untuj penidakan penjualan online," jelasnya.
Selain lewat e-commerce, penjualan juga dilakukan para pelaku lewat website mereka sendiri.
Penny menyebut saat ini sudah ratusan website penjualan kosmetik dan obat ilegal yang
dinonaktifkan dengan kerjasama Kemenkominfo. Namun ia mengakui masih kejar-kejaran
dengan para pelaku yang belum terungkap karena selalu muncul website baru.
"Ini akan terus kejar-kejaran, kita tangkap, lapor ke Kemenkominfo, kemudian ada yang buat
lagi. Kosumen harus hati hati," tegasnya.
Selama ini pengungkapan peredaran obat ilegal baik dari lokal maupun impor juga sudah
berkerjasama dengan jasa pengiriman barang. Laporan masyarakat juga kadang jadi acuan
dalam pengungkapan.
Lebih lanjut Penny juga mengimbau konsumen tidak terbuai iklan yang menyesatkan.
Contohnya pemutih tubuh yang hasilnya seketika atau dalam waktu singkat karena bisa
dipastikan mengandung zat berbahaya.
"Iklan seperti merkuri bisa memutihkan dalam 2 minggu. Itu kan pertanyaan, dalam 2 minggu
putih, padahal sesuatu itu kan harus bertahap. Lagipula kenapa harus putih? Iklan mengubah
imej tentang cantik. Katakan substansi ini jadikan cantik dalam waktu cepat, padahal itu bukan
obat," papar Penny.