Page 144 - Badan POM Kawal Keamanan, khasiat dan mutu vaksin sinovac
P. 144

Untuk mendukung data mutu uji klinik Vaksin Sinovac, Badan POM telah melakukan
               inspeksi ke fasilitas produksi Sinovac Life Science Beijing pada tanggal 2 hingga 5
               November 2020.

               Inspeksi dilakukan secara komprehensif untuk memastikan produsen menerapkan
               standar Cara  Pembuatan  Obat  yang  Baik (CPOB) secara  konsisten  di sepanjang
               proses  pembuatan  vaksin,  mulai  dari  pembuatan  bahan  baku  vaksin  (upstream),
               formulasi vaksin (downstream), hingga proses filling ke dalam vial menjadi produk
               jadi.

               Selanjutnya, keseluruhan data aspek keamanan, khasiat, dan mutu tersebut harus
               disampaikan  oleh  industri  farmasi  kepada  Badan  POM  untuk  dilakukan  proses
               evaluasi yang mengacu pada standar pedoman evaluasi nasional dan internasional.
               Proses evaluasi dilakukan oleh Badan POM melalui pembahasan bersama Komite
               Nasional Penilai Obat, tenaga ahli, dan klinisi dari Ikatan Dokter Indonesia. Khusus
               untuk vaksin, pembahasan dilakukan bersama ITAGI (Indonesia Technical Advisory
               Group on Immunization).

               “Kami berharap agar PT. Biofarma dan Sinovac Biotech China berkomitmen untuk
               memenuhi data-data tersebut, sehingga pemberian izin dapat segera dilakukan oleh
               Badan POM sesuai dengan rencana vaksinasi yang ditetapkan oleh Pemerintah,”
               tegas Kepala Badan POM.

               Mengingat  kebutuhan  akan  vaksin  yang  mendesak  di  masa  pandemi  ini,  Badan
               POM memberikan fleksibilitas terkait penerbitan izin edar vaksin COVID-19 melalui
               simplifikasi  prosedur  dan  persyaratan,  tanpa  mengabaikan  aspek  keselamatan
               manusia dan kualitas vaksin.

               Dalam  hal ini,  izin  dikeluarkan dalam bentuk  perizinan  penggunaan  vaksin  dalam
               kondisi darurat atau Emergency Use Authorization (EUA).

               Syarat pemberian EUA adalah vaksin harus sudah memiliki data uji klinik fase 1 dan
               uji  klinik  fase  2  secara  lengkap,  serta  data  analisis  interim  uji  klinik  fase  3  untuk
               menunjukkan khasiat dan keamanan.

               Prosedur EUA ini mengacu pada pedoman persetujuan emergensi dari WHO (WHO
               Emergency  Listing),  US  Food  and  Drug  Administration  (EUA),  dan  European
               Medicines Agency/EMA (Conditional Approval).

               Lebih  lanjut,  Kepala  Badan  POM  menegaskan  bahwa  setelah  setelah  vaksin
               mendapat  persetujuan  penggunaan,  pengawalan  mutu  vaksin  di  sepanjang  jalur
               distribusi nantinya akan menjadi tanggung jawab dari industri farmasi dan distributor
               yang ditunjuk.

               Dalam  proses  penyaluran  di  sarana  pemerintah  diperlukan  peran  aktif  berbagai
               pihak  sesuai  kewenangan  masing-masing.  Badan  POM  melakukan  pengawasan
               dan pendampingan dalam penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik.

               Hal ini dikarenakan vaksin merupakan Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product)
               yang sensitif terhadap perubahan suhu, sehingga upaya dan kontrol yang ketat di
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149