Page 41 - Penandatanganan
Kesepakatan Bersama antara
Badan POM dan Mafindo
P. 41
Judul : Guru Besar Unpad : Hoaks Tersebar Karena Rendahnya Literasi
Nama Media : palapanews.com
Tanggal : 30 Oktober 2019
Halaman/URL: https://palapanews.com/2019/10/30/guru-besar-unpad-hoaks-
tersebar-karena-rendahnya-literasi/
Tipe Media : Media Online
Menyebarkan atau mempercayai
hoaks itu adalah karakter. Untuk
merubahnya, harus dimulai dari
pendidikan dalam keluarga. Kata
kuncinya adalah literasi.
Hal tersebut diungkapkan oleh
Deddy Mulyana, Guru Besar
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran. Dalam
sebuah penelitian, lanjutnya, orang
Indonesia hanya membaca 27
halaman per tahun.
“Ranking minat baca masyarakat kita menempati urutan ke-60 di dunia,” katanya di
acara Penandatanganan MoU Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) di Jakarta (22/10/2019).
Menurut Deddy karakter masyarakat yang suka menyebar hoaks bisa dilihat dari sudut
pandang komunikasi budaya. Masyarakat Indonesia senang bercerita dan bersifat
kolektivisme atau cenderung hidup berkelompok daripada individu.
Terkait MoU, dia berpendapat bahwa langkah BPOM tersebut merupakan awal yang
baik dalam mengedukasi masyarakat untuk memiliki daya kritis terhadap berita
apapun. Tujuannya meminimalisir bahaya berita palsu (hoaks) yang beredar di media
sosial terutama yang berkaitan dengan kesehatan.
Sementara Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugoro di tempat terpisah
mengungkapkan bahwa hoaks tidak saja menjadi permasalahan di Indonesia namun
juga di dunia. Setiap bulan ada 60 – 100 hoaks yang tercatata oleh Mafindo dengan
tema paling besar adalah politik, disusul agama dan kesehatan.
“Pada tahun 2018, ada enam persen hoaks yang terkait isu obat dan kesehatan. Meski
jumlahnya kecil, namun tidak bisa dianggap ringan. Karena hoaks-hoaks terkait
kesehatan bisa menimbulkan kepanikan di masyarakat,” katanya.
Septiaji mencontohkan seperti mie instan yang dicampur coklat bisa berbahaya bagi
kesehatan, permen yang mengandung narkoba, makanan kaleng yang terjangkiti
virus HIV dan sebagainya. Hoaks ini sudah beredar luas di masyarakat dan dipercaya
sebagai sebuah kebenaran.