Page 14 - Dukung Pengarusutamaan Obat Tradisional, Badan POM Komitmen Dampingi UMKM untuk Penuhi Standar CPOTB
P. 14
Judul : Menko PMK: Pengembangan Tanaman Obat di Masa
Pandemi Sangat Penting
Nama Media : kompas.com
Tanggal : 9 Oktober 2020
Halaman/URL : https://nasional.kompas.com/read/2020/10/09/09271321/menko-
pmk-pengembangan-tanaman-obat-di-masa-pandemi-sangat-penting
Tipe Media : Online
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)
Muhadjir Effendy mengatakan,
pengembangan tanaman obat dan herbal
pada masa pandemi Covid-19, sangat
penting. Hal tersebut sesuai dengan arahan
Presiden Joko Widodo untuk fokus terhadap
obat-obatan yang bersumber dari bahan
baku asli Indonesia.
"Sesuai arahan Presiden, diminta untuk lebih mengutamakan bahan yang
bersumber dari Indonesia, yaitu bahan baku lokal," kata Muhadjir saat mengunjungi
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT) Kementerian Kesehatan, di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah,
dikutip dari siaran pers, Jumat (9/10/10/2020).
Beberapa tanaman obat yang dikembangkan di B2P2TOOT, yaitu tanaman
kamomil/chamomile dan tanaman timi/thime. Muhadjir berharap, tidak hanya
sebagai obat herbal dan tradisional, tetapi tanaman obat di taman B2P2TOOT juga
dapat dikembangkan sebagai obat fitofarmaka. Obat fitofarmaka adalah obat dari
bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dengan uji klinisnya. Ia pun
mengapresiasi kinerja B2P2TOOT dalam mengembangkan tanaman obat dan
herbal tersebut.
"Apa yang telah dilakukan BP2P2TOOT dalam pengembangan tanaman obat dan
produksi obat herbal sudah sangat baik," kata dia. Apalagi, BP2P2TOOT juga turut
membina para petani tanaman obat di Kabupaten Karanganyar tersebut agar
kualitas tanaman obat yang dihasilkan tetap terjaga.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito
mengatakan, pemerintah sangat mendukung pengembangan tanaman obat di
BP2P2TOOT dan produk turunannya seperti jamu dan obat-obatan herbal. Ia
mengatakan, BPOM akan ikut mendampingi dan bertanggung jawab menjamin
aspek keamanan mutu khasiat dari produk herbal terstandar atau obat fitofarmaka.
"Saya sangat mengapresiasi balai ini yang tidak hanya berbasis riset, tapi juga
membimbing para petani calon pelaku usaha jamu dan obat tradisional," kata dia.