Page 23 - Dukung Pengarusutamaan Obat Tradisional, Badan POM Komitmen Dampingi UMKM untuk Penuhi Standar CPOTB
P. 23
Hal tersebut sangat memprihatinkan, kata Menko, ketika Indonesia mengalami
pandemi COVID-19 hingga saat ini, baru tahu ternyata mulai alat-alat kesehatan dan
obat-obatan semuanya impor. Ketika ingin membuat produk obat, mengklim ingin
mandiri untuk memproduk obat anti COVID-19, ternyata semua bahan bakunya
harus impor dari negara lain.
Hal tersebut, kata Menko, harus ada terobosan untuk Indonesia bagaimana
mengarah utamakan obat-obat tradisional dan jamu-jamuan agar justru menjadi tuan
rumah sendiri di Indonesia. Hal ini, yang menjadi tekad Pemerintah Indonesia.
"Saya sebelumnya, berkunjung di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional, ternyata luar biasa khususnya di Jawa
Tengah, berbagai macam tanaman-tanaman yang bisa digali lebih lanjut," kata
Menko.
Oleh karena itu, pemerintah akan mendukung penuh dengan pelaku usaha di bidang
obat tradisional dan jamu ini.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Manakan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito
menambahkan BPOM soal industri jamu dan obat tradisional tidak hanya
memberikan izin edar saja secara tehnis, tetapi juga merasa bertanggung jawab
untuk terlibat mendukung bagaimana sektor produksi obat tradisional dan jamu bisa
berkembang.
Menurut Penny karena, produksi obat tradisonal dan jamu banyak tahapan yang
harus dilalui mulai dari hulu ke hilir. Hal ini, antara lain mulai dari riset, penyiapan
bahan baku, produksi, distribusi, penyiapan para pelaku usaha terutama UMKM,
BPOM memberikan keberpihakan dan dukungan kepada UMKM yang telah
melaksanakan beberapa program untuk meningkatkan kualitas.
"Berdasarkan data yang diterima Jateng terbesar produksi jamu di Indonesia, yakni
ada 134 UMKM. Khususnya di Kabupaten Sukoharjo ada 24 UMKM obat
tradisional," kata Penny.
Menurut dia, dari jumlah UMKM tersebut sekitar 50 persen sudah mendapatkan
sertifikat CPOTB. Hal ini, menjadi kerja keras BPOM untuk pendampingan sehingga
semua UMKM obat tradisional untuk mendapatkan standar yang bisa menghasilkan
kualitas jamu yang terbaik.
Pada acara pemberian sertifikat CPOTB ada delapan UMKM dan surat izin edar dari
BPOM untuk lima UMKM obat tradisional. Menko PMK dan Kepala BPOM , juga
hadir Rektor UNS Surakarta Jamal Wiwoho, dan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya,
serta pelaku UMKM obat tradisional dan jamu.