Page 109 - Karya dan Kinerja Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19
P. 109

Produk herbal tersebut berupa jamu, obat herbal terstandar,
               dan­fitofarmaka.­Jamu­adalah­obat­tradisional­asli­Indonesia,­se­
               dang kan obat herbal terstandar adalah obat bahan alam yang telah
               dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah melalui uji pra-
               klinik­pada­hewan.­Lalu,­fitofarmaka­adalah­obat­bahan­alam­yang­
               telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah melalui
               uji pra-klinik pada hewan dan uji klinik pada manusia..
                   Informatorium OMAI tersebut melingkupi juga bagaimana
               proses bahan baku  alam  menjadi produk yang aman, berkhasiat,
               dan bermanfaat untuk dikonsumsi oleh masyarakat  Indonesia.
               Secara ringkas, informatorium ini memberikan penjelasan tentang
               bagaimana proses obat bahan alam dapat dimanfaatkan menjadi
               obat­herbal­terstandar­maupun­fitofarmaka­serta­produk­apa­saja­
               yang telah terdaftar di BPOM RI.
                   Informatorium itu diperlukan karena produk herbal yang bisa
               di­gunakan­ untuk­ medis­ atau­ fitofarmaka­ masih­ sangat­ sedikit.­
               Berdasarkan database BPOM RI pada awal tahun 2020, tercatat
               baru terdapat 62 produk obat herbal terstandar dan 24 produk
               fito­farmaka­di­Indonesia.­Angka­ini­masih­terbilang­sedikit­di­ban­
               dingkan dengan besarnya potensi hasil riset untuk herbal Indonesia.
                   Selain itu juga BPOM RI memberikan kemudahan perizinan
               dan percepatan proses penerbitan nomor izin edar (NIE).
               Perubahan ini membawa dampak pada minat pelaku usaha produk
               herbal. Menurut data BPOM RI, pada 2020 tercatat 9.747 berkas
               registrasi produk herbal diterima BPOM RI. Sedangkan yang
               sudah dievaluasi berjumlah 9.125 berkas. Jumlah ini meningkat
               dibandingkan  tahun-tahun  sebelumnya.  Pada  2019  misalnya
               terdapat sebanyak 7.898 berkas registrasi produk herbal, dan yang
               selesai dievaluasi sebanyak 7.286 berkas.
                   Dari jumlah yang mendaftar, produk yang lolos juga tidak
               sedikit. Pada tahun 2020, BPOM RI telah menerbitkan izin edar
               se ba nyak 3.396 produk obat tradisional. Hingga 14 Oktober 2022,
               BPOM RI telah menerbitkan 15.991 izin edar produk herbal. Ini
               berarti telah terjadi peningkatan jumlah obat tradisional yang
               mendapatkan izin.
                   Yang menarik, sebagian dari pelaku usaha produk herbal juga
               berminat membantu pemerintah dalam penanganan COVID-19
               dengan mengembangkan produknya menjadi produk herbal yang



                                                                        65
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114