Page 104 - Karya dan Kinerja Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19
P. 104
Karya dan Kinerja
Melewati Multi Krisis:
Pandemi COVID-19
bih banyak lagi produk suplemen kesehatan dikonsumsi. Ini men-
do rong pelaku usaha untuk mendaftarkan produk-produknya ke
BPOM RI. Akibatnya, jumlah produk suplemen kesehatan yang
mendapat nomor izin edar (NIE) pun melonjak hampir 2 kali lipat
di bandingkan sebelum pandemi, terutama sejak adanya pandemi
COVID-19, yaitu pada 2020-2021.
Sementara itu, meningkatnya kebutuhan masyarakat akan su-
ple men kesehatan dan derasnya produk suplemen kesehatan di
ma sa pandemi COVID-19 mendorong BPOM RI harus melakukan
an ti sipasi yang cepat. Salah satunya dengan menerbitkan beberapa
pera turan atau regulasi, yang terkait dengan suplemen kesehatan.
Salah satunya melalui Peraturan BPOM RI Nomor 11 Tahun 2020
ten tang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Suplemen Kesehatan.
Pera turan tersebut merupakan revisi dari Peraturan Kepala BPOM
RI Nomor HK.00.05.41.1381 Tahun 2005 tentang Tata Laksana
Pen daf taran Suplemen Makanan, yang dianggap sudah tidak sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
suplemen kesehatan. Peraturan tersebut mengatur mengenai ba han
tam bahan berupa bahan pengawet, bahan pemanis, dan se bagainya
serta penandaan.
Karena dalam masa pandemi, penggunaan vitamin D dan
melatonin meningkat, BPOM RI juga mengeluarkan peraturan baru
terkait kedua jenis suplemen kesehatan. Yaitu Keputusan Kepala
BPOM RI Nomor HK.02.01.1.2.08.20.385 Tahun 2020 tentang
Penetapan Vitamin D 1000 IU sebagai Suplemen Kesehatan serta
Keputusan Kepala BPOM RI Nomor HK.02.02.1.2.12.20.1417 Ta-
hun 2020 tentang Penetapan dan Pengawasan Melatonin Se ba gai
Suplemen Kesehatan untuk Keperluan Khusus.
Sosialisasi dua peraturan BPOM RI tersebut dilakukan secara
luring dan daring kepada pelaku usaha, tenaga kesehatan, ma sya-
rakat, dan petugas BPOM RI yang berlangsung pada awal Februari
2021. Sosialisasi dihadiri oleh perwakilan tim ahli, perwakilan dari
Kementerian Kesehatan, perhimpunan profesi kesehatan, asosiasi
pelaku usaha, dan organisasi kemasyarakatan.
Dalam sosialisasi tersebut, BPOM RI menjelaskan bahwa
vitamin D menjadi salah satu zat yang diperlukan tubuh dan ber pe-
ran pada sistem daya tahan tubuh, terutama di masa pandemi ini.
Vitamin D diperlukan untuk menghadapi kondisi risiko tinggi ter-
60