Page 23 - Karya dan Kinerja Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19
P. 23
RI, industri vaksin ber kem bang secara signifikan setelah selama
puluhan tahun In do nesia hanya memiliki 1 (satu) produsen vaksin
yaitu PT Bio Farma, saat ini sudah ada tambahan 2 (dua) lagi yaitu
PT Biotis Phar ma ceuticals Indonesia dan PT Etana Biotechnologies
Indonesia, dan akan bertambah lagi dalam waktu dekat 1 (satu) lagi
yaitu Jakarta Biopharmaceutical.
Dalam situasi yang sangat sulit sekalipun, gerak cepat BPOM
RI tidak berhenti di sana. Pandemi COVID-19 justru menjadi
tantangan tersendiri bagi BPOM RI untuk lebih kreatif. Sekalipun
ada pembatasan mobilitas dan kontak fisik, serta perubahan cara
dan pola kerja dari manual ke digital, tidak menghalangi BPOM
RI melakukan sejumlah terobosan kreatif yang positif. Dukungan
teknologi dan sistem informasi terus dioptimalkan untuk men du-
kung optimalisasi kinerja dan pencapaian target organisasi yang
me miliki tugas dan fungsi pengawasan obat dan makanan baik di
pre-market maupun di post-market, termasuk pula, di dalamnya,
memperkuat perlindungan kepada masyarakat dari upaya-upaya
kelompok atau pihak tertentu yang ingin mengeruk keuntungan
di tengah situasi pandemi. Tugas dan tanggung jawab tetap yang
utama, tetapi tetap waspada sehingga tidak mencelakai diri sendiri.
Pandemi yang berdampak buruk pada perekonomian, men do-
rong BPOM RI mengambil peran penting di barisan depan dalam
upaya menyelamatkan berbagai sektor ekonomi yang terpuruk.
Berbagai kemudahan diberikan untuk meningkatkan daya saing
produk nasional. Termasuk pula hadir mengawal usaha mikro kecil
dan me nengah (UMKM) pangan, kosmetik, dan obat tradisional
agar mampu bertahan bahkan meningkatkan produksinya de-
ngan produk yang berkualitas, sehingga dapat tetap menjadi pi-
lih an konsumen di tengah pandemi. Untuk itu, jajaran BPOM RI
me lakukan pendampingan dari mulai proses persiapan produksi
sampai men dapat nomor izin edar.
Sejak awal pandemi, BPOM RI bergerak merespons kebutuhan
publik terhadap suplemen kesehatan dan hand sanitizer, mengingat
saat itu terjadi kelangkaan kedua komoditas tersebut. BPOM RI
memfasilitasi dan mendampingi berbagai elemen masyarakat da-
lam pembuatan hand sanitizer secara mandiri untuk kemudian
di ba gikan. Bahkan dengan memanfaatkan minuman tradisional
lokal beralkohol dikonversi menjadi hand sanitizer yang sempat
xxiii