Page 22 - Karya dan Kinerja Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19
P. 22
Karya dan Kinerja
Melewati Multi Krisis:
Pandemi COVID-19
BPOM RI secara berkesinambungan melakukan pengawasan sejak
pemasukan dari luar negeri, proses produksi di industri farmasi,
distribusi oleh pedagang besar farmasi, dan sarana pelayanan
kefarmasian, serta pemantauan kejadian tidak diinginkan (KTD)/
efek samping obat (ESO)/kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
melalui aktivitas farmakovigilans.
Mengikuti kaidah keilmuan dunia, BPOM RI bersikap ob jek-
tif, independen, dan berbasis bukti ilmiah dalam setiap pro ses ker-
ja nya. Tidak ada tawar-menawar dalam menilai dan me nye tujui
peredaran obat dan vaksin, mengingat keduanya me ru pakan produk
berisiko tinggi. Hanya saja, karena tuntutan se la ma masa pandemi
COVID-19 yang membutuhkan kecepatan da lam penerbitan
izin, BPOM RI memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan
percepatan izin tersebut. Namun, persyaratan tetap sama. Tentunya
hal ini dilakukan dengan dedikasi penuh dari seluruh jajaran BPOM
RI serta dukungan banyak pihak dan para ahli.
BPOM RI menyadari penuh, tidak akan bisa berdiri sendiri.
BPOM RI harus membuka diri, menyeimbangkan langkah dalam
menghadapi segala keadaan, terlebih dalam kondisi krisis. BPOM
RI pun membangun komunikasi pada tingkat nasional maupun
internasional untuk bertukar data dan informasi serta mendapat
akses obat dan vaksin dalam masa yang paling sulit tersebut.
Selama pandemi, BPOM RI mengawal pemasukan obat dan
vaksin COVID-19, termasuk melalui jalur donasi. Tim BPOM RI
ber gerak cepat melakukan evaluasi sebelum diterbitkan EUA agar
obat dan vaksin tersebut dapat digunakan untuk terapi dan me -
no long banyak pengidap COVID-19 serta untuk pencegahan pe -
nya kit tersebut. Upaya lain yang tak kalah penting yakni di plo -
masi internasional untuk mendapatkan bahan baku obat di awal
pandemi, mengingat banyak negara lain yang juga mem bu tuh-
kannya pada saat bersamaan. Proses mendapatkan vaksin pun
dilakukan melalui berbagai mekanisme multilateral dan bilateral
yang panjang.
Pandemi COVID-19 mengajarkan kepada kita tentang pen ting-
nya kemandirian produksi lokal obat dan vaksin untuk me ning-
katkan akses dan ketersediaan obat, khususnya dalam per siapan
apabila terjadi pandemi di waktu yang akan datang. Wa lau pun
demikian, kita bersyukur bahwa dengan pendampingan oleh BPOM
xxii