Page 89 - Karya dan Kinerja Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19
P. 89
bang kan obat dan vaksin tersebut. Namun, di tengah ke pen tingan
se mua negara yang membutuhkan produk yang sama, ti daklah
mu dah untuk mendatangkan obat dan vaksin yang di mak sud. Di
samping sulit memenuhi kebutuhan dalam jumlah besar, beberapa
per a turan dan persyaratan mengenai peredaran obat yang ada di ra-
sa kan menghambat masuknya obat dan vaksin COVID-19.
Maka, dalam kondisi pandemi COVID-19, BPOM RI sibuk
mem per barui peraturan produk kesehatan, yaitu obat, vaksin,
suplemen ke sehatan, kosmetik, dan obat tradisional. Berbagai
relaksasi di buat dalam kondisi darurat. Agar obat dan vaksin
COVID-19 yang baru saja ditemukan bisa segera digunakan
sepanjang sudah lolos uji klinik di sejumlah negara. Pemangkasan
waktu proses pengu rusan berbagai perizinan juga dilakukan.
Kepala BPOM RI memberlakukan timeline registrasi paling
la ma 6 jam untuk pra registrasi, 20 hari kerja (HK) untuk re gi s-
tra si obat baru dan produk biologi termasuk vaksin, serta 5 HK
un tuk registrasi obat generik. Percepatan pemberian izin edar itu
di lak sanakan dalam kerangka skema EUA, dengan pertimbangan
risk and benefit serta dilakukan peninjauan kembali jika di da-
patkan data baru. Hal ini menunjukkan bahwa BPOM RI tetap
berupaya men jaga keamanan obat beredar dalam kondisi darurat.
Langkah lainnya adalah melakukan percepatan importasi ba-
han baku obat dari 1 HK menjadi paling lama 2 jam, percepatan
sertifikasipalinglama7HKdanresertifikasicarapembuatanobat
yangbaik(CPOB)palinglama5HK,sertapercepatansertifikasi
cara distribusi obat yang baik (CDOB) paling lama 7 HK. Juga
mem berlakukan fast track evaluasi dan persetujuan pengajuan uji
kli nik obat COVID-19 dengan timeline yang semula 20 HK menjadi
4 HK.
Dalam hal edukasi publik, sejak awal BPOM RI tidak henti
me nyam paikan berbagai informasi ke masyarakat agar terhindar
dari COVID-19, mulai dari cara penggunaan dan peringatan obat
untuk kehati-hatian, serta upaya peningkatan daya tahan tubuh
de ngan obat tradisional, suplemen kesehatan, dan pangan olahan.
Edukasi dan informasi disampaikan melalui berbagai akun media
sosial official BPOM RI, pemasangan spanduk maupun siaran di
me dia massa elektronik seperti RRI dan stasiun televisi lokal di
daerah de ngan menggunakan bahasa daerah.
45