Page 38 - 070524_E-Klipping Pemberitaan BPOM Konpers Inwas Ramadan Periode 1- 20 April 2024
P. 38
Ada lima jenis sarana, yakni sarana ritel tradisional, gudang importir, sarana ritel modern, gudang
distributor, dan gudang e-commerce. Sarana yang paling banyak menemukan produk tidak memenuhi
ketentuan adalah sarana ritel tradisional dengan rincian sebagai berikut:
Produk kedaluwarsa 32.149 buah.
Rusak 12.737 buah.
Tanpa izin edar (TIE) 15.123 buah.
Produk yang tak memenuhi ketentuan di sarana ritel tradisional ada 31.81 persen, ini belum ditambah
dengan temuan dari empat sarana lain yang jika ditotalkan menjadi 188.649 produk.
Dua puluh tujuh merek produk ikan kaleng olahan sarden ditarik dari peredaran. BPOM mengimbau
produsen menarik produknya dari pasaran secepatnya.
Nilai Temuan dalam Rupiah
Jelang Lebaran 2024 BPOM Temukan 28 Persen Sarana Peredaran Pangan Tidak Penuhi Ketentuan,
Jakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.
Menurut Lucia, total nilai temuan hasil pengawasan ini sebanding dengan Rp2.294.164.250 dengan
rincian:
Tanpa izin edar Rp1.342.499.370.
Kedaluwarsa Rp411.638.636.
Rusak Rp540.026.244.
Pangan yang tak memenuhi ketentuan terdiri dari beragam jenis. Dari pangan yang tanpa izin edar saja
jenis pangannya berbeda-beda di setiap daerah.
“Pangan tanpa izin edar ini ada 43 persen, dari produk lokal dan impor. Untuk produk impor berupa
coklat olahan, bumbu, permen, dan sebagainya. Yang lokal berupa olahan sereal, makanan ringan.”
Sementara pangan kedaluwarsa jenis-jenisnya termasuk jeli, minuman serbuk, bumbu, mi, pasta.
Sedangkan pangan rusak di antaranya pangan olahan dalam kaleng, mi, pasta, susu krimer, dan susu
UHT steril.
Produk Tanpa Izin Edar Impor Kebanyakan Ditemukan di Jakarta
Jelang Lebaran 2024 BPOM Temukan 28 Persen Sarana Peredaran Pangan Tidak Penuhi Ketentuan,
Jakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.
Lucia menambahkan, produk tanpa izin edar impor kebanyakan ditemukan di kota besar seperti Jakarta.
“Tentunya karena penduduk di Jakarta ini memiliki demand yang cukup tinggi atas produk-produk
impor. Dan juga Jakarta merupakan hub perdagangan dengan banyak produk yang masuk melalui
pelabuhan, bandara, dan barang bawaan penumpang.”