Page 19 - BPOM bersama Bea Cukai Menindak Eksportir OT Ilegal
P. 19

Obat tradisional mengandung BKO dengan berat keseluruhan 5 ton ini meliputi Montalin sebanyak 200
                karton dengan per karton berisi 100 kotak dan Tawon Liar sebanyak 50 karton dengan per karton berisi
                200 kotak produk.

                Kemudian,  Gingseng  Kianpi  Pil  sebanyak  30  karton  dengan  per  karton  berisi  48  kotak  produk  dan
                Samyunwan sebanyak 150 karton dengan per karton berisi 30 kotak produk.

                Pada  dokumen  pemberitahuan  ekspor  barang  (PEB),  produk-produk  itu  diklaim  sebagai  nutrition
                suplement dengan tujuan ekspor Uzbekistan dan akan digunakan sebagai pereda nyeri, pegal linu, dan
                penggemuk badan.

                “Pelaku diketahui telah berulang kali melakukan pengiriman ke luar negeri dengan modus menggunakan
                nomor izin edar dan HS kode fiktif produk yang terdaftar,” ujar Penny.

                Menindaklanjuti  temuan  itu,  BPOM  pada  2  Agustus  2023  melakukan  operasi  penindakan  sebagai
                pengembangan kasus ke sarana lainnya, yaitu ruko JNE, ruko samping ekspedisi di Depok dan JNT
                Serpong.

                 Pada penindakan tersebut, ditemukan produk Montalin sebanyak 1,14 juta kapsul, Ginseng Kianpi Hijau
                884.280 kapsul, Ginseng Kianpi Gold 196.440 kapsul, Samyunwan 432 ribu kapsul dan Tawon Liar 872
                ribu kapsul, sehingga total keseluruhan sebanyak 3.524.810 kapsul dengan nilai Rp14,1 miliar.

                Produk OT hasil operasi penindakan tersebut merupakan produk yang telah masuk dalam public warning
                BPOM, karena mengandung BKO yang dilarang ditambahkan dalam produk OT, yaitu parasetamol,
                natrium diklofenak, kafein, dan siproheptadin.

                Penny menjelaskan penambahan BKO parasetamol pada obat tradisional dalam jangka panjang dapat
                menimbulkan  gangguan  pertumbuhan,  osteoporosis,  gangguan  hormon,  hepatitis,  gagal  ginjal,  dan
                kerusakan hati.

                Sementara BKO natrium diklofenak dapat menyebabkan mual, diare, dispepsia, reaksi hipersensitifitas,
                sakit kepala, pusing, vertigo, gangguan pendengaran, dan gangguan pada darah.

                Untuk penambahan kafein dalam OT dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, insomnia, dehidrasi,
                sakit kepala, pusing, dan detak jantung tidak normal.

                Sedangkan BKO siproheptadin dapat menyebabkan pusing, penglihatan kabur, sembelit, mulut kering,
                halusinasi, jantung berdebar, dan kejang-kejang.

                “Penambahan  BKO  pada  OT  dalam  jangka  panjang  dapat  mengakibatkan  adanya  efek  yang  tidak
                diinginkan berupa penyakit, seperti kerusakan hati, jantung koroner, dan gagal ginjal,” kata Penny.

                 Terhadap temuan tersebut, BPOM bersama KPU Bea Cukai Soekarno-Hatta telah mengamankan produk
                dan melakukan proses pro justitia.
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24