Page 6 - flipbook ibuk 1_Neat
P. 6
Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah
orang berhutang itu mengimlakkan (mendiktekan) apa yang ditulis itu, dan hendaknya dia
bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripadanya.
Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak
mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki diantara kamu. Jika tak ada dua oang lelaki,
maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu
enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis
hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu,
lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu
perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu,
(jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah
penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah;
Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(https://quran.kemenag.go.id/, n.d.)
Ayat di atas menjelaskan secara lengkap bahwa transaksi utang piutang yang terjadi harus
diikuti pencatatan sehingga ada bukti tertulis dan juga adanya saksi. Selain itu, ayat ini juga
menekankan adanya rasa saling percaya diantara pihak yang terlibat dalam satu transaksi
dan tidak saling mempersulit suatu urusan. Hal ini menunjukkan kepada kita, bahwa sangat
penting adanya pencatatan berdasarkan bukti yang ada pada setiap transaksi, seperti pada
akuntansi.
1.3. Pemakai Informasi Akuntansi
Laporan keuangan yang disajikan oleh bagian Akuntansi dapat dipakai oleh berbagai pihak
dengan kepentingan masing-masing seperti dijelaskan sebagai berikut (Bahri, 2020):
1. Manajemen, yaitu para direksi, manajer, dan kepala divisi sebagai bentuk
pertanggungjawaban terhadap pemilik modal perusahaan dalam pengelolaan asset.
Selain itu, laporan keuangan ini juga digunakan untuk penilaian kinerja atas operasional
perusahaan yang telah dijalankan dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
untuk kebijakan di masa yang akan datang.
2. Pemilik perusahaan, yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja dari modal yang
telah ditanamkan pada perusahaan tersebut. Jika kinerjanya baik maka keuntungan
yang diperoleh akan semakin tinggi dan menguntungkan bagi pemilik modal.
3. Kreditor, yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja dari perusahaan, sehingga
dapat memperkirakan kemampuannya dalam membayar pokok pinjaman dan juga
bunga kredit dengan tepat waktu.