Page 65 - E-BOOK SSI LAJU REAKSI_Neat
P. 65
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka diperlukan suatu teknologi
penyimpanan bahan pangan untuk menghambat laju reaksi pembusukan
atau kerusakan pada bahan pangan. Hal yang dapat dilakukan diantaranya
sebagai berikut.
1. Menyimpan bahan pangan pada suhu rendah, misalnya di lemari es atau
freezer. Kondisi suhu yang sangat rendah akan memperlambat reaksi
pembusukan bahan pangan.
2. Menyimpan bahan pangan pada ruang yang bebas oksigen. Oksigen
merupakan oksidator terhadap bahan pangan. Konsentrasi oksigen yang
rendah, atau bahkan bebas oksigen akan memperlambat laju reaksi
oksidasi yang bersifat merusak. Sebagai contoh pelapisan lilin pada
buah-buahan untuk menghindarkan kontak dengan oksigen. Contoh
lainnya adalah pengasapan gas CO2 pada kontainer penyimpanan beras
untuk menurunkan konsentrasi oksigen sehingga menghambat laju
reaksi perusakan beras.
3. Penambahan garam atau gula pada makanan menyebabkan enzim yang
mempercepat laju reaksi perusakan bahan pangan tidak bekerja secara
optimum sehingga menghambat kerusakan bahan pangan. Contohnya
penggunaan garam dalam pengawetan ikan asin, telur asin, dan acar,
serta penggunaan gula pada selai, dan manisan.
4. Penambahan bahan pengawet pada makanan berfungsi untuk
menghambat kerja enzim yang dibutuhkan oleh bakteri atau jamur.
Terhambatnya kerja enzim akan mengakibatkan bakteri tidak dapat
berkembang biak dengan baik. Contoh pengawet yang sering digunakan
yaitu natrium benzoat, kalium sorbat, nitrat, dan nitrit.
53

