Page 290 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 290

MISTERI-MISTERI YUNANI DAN ROMA
             dan naluri untuk mengeja apa yang baik untuk mereka yang hampir
             seperti akal. Roh bergerak yang sama dari kosmos memberi orang-
             orang “alasan itu sendiri dan kecerdasan yang lebih tinggi kepada
             dewa-dewa itu sendiri.” Dewa seharusnya tidak dibayangkan me-
             miliki tubuh seperti kita “tetapi berpakaian dengan bentuk yang
             paling indah.” Ia menulis, juga bahwa “kita bisa melihat tujuan
             mereka yang lebih tinggi dalam pergerakan-pergerakan bintang-
             bintang dan planet-planet.”
                Ketika akal bulus politis berhasil menangkap Cicero, ia dengan
             tabah menyorongkan lehernya pada pedang perwira.
                Seneca juga percaya dalam kosmis ini simpati penganut Stoikis-
             me—dan kemampuan untuk menjadi cakap menggunakan simpati
             ini untuk kepentingan mereka sendiri. Dramanya, Medea, mungkin
             mengutip rumus magis yang sesungguhnya yang digunakan oleh
             pesulap pada masa itu. Medea digambarkan mampu mengarahkan
             kekuatannya berupa kumpulan kebencian yang demikian kuatnya
             sehingga ia bisa mengubah posisi bintang-bintang.
                Pada Zaman Kekecewan ini hal itu juga menjadi mungkin untuk
             menganggap bahwa dewa-dewa mungkin saja tidak ada dalam
             bentuk apa pun. Di antara elite terpelajar, kelompok Epicurean me-
             rumuskan ilosoi ateis dan materialistis pertama. Apa yang tersisa
             adalah percaya pada tahapan terbawah tentang roh, roh orang mati
             dan iblis. Jika Anda membaca literatur pada masa itu, seperti Gospel
             dari Perjanjian Baru, Anda melihat mereka mencatat bahwa dunia
             mengalami epidemik iblis.
                Jadi, ketika para elite terpelajar mempermainkan ateisme, orang-
             orang mencoba-coba dalam bentuk atavisme dari okultisme yang
             menggunakan fakta bahwa kehidupan iblis dan roh yang lebih
             rendah tertarik oleh asap dari darah korban.
                Pendeta-pendeta tinggi di Kuil Yerusalem menggunakan genta-
             genta kecil yang dipasang pada jubah mereka sehingga jembalang
             yang hidup di kegelapan bisa mendengarnya dan menyembunyikan
             tampang menjijikkannya jika mereka datang. Kuil memerlukan
             sistem pembuangan air yang besar dan rumit untuk menanggulangi
             pembuangan bergalon-galon darah korban yang mengalir melaluinya
             setiap hari.


                                                                         279

                                                         pustaka-indo.blogspot.com
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295