Page 285 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 285
JONATHAN BLACK
bisa dilihat sebagai pencarian pengertian tentang asal kekuatan
ilahiah ini. Pada waktu yang berbeda, baik Perseus maupun Hercules
diakui sebagai leluhurnya, sesuai dengan berbagai tradisi. Aristoteles
telah memberi Alexander sebuah salinan *MJBE karya Homer, yang
dihafalnya, dan kadang-kadang ia menganggap dirinya sebagai se-
tengah dewa seperti Achilles. Pada 332 SM ia melanjutkan ekspedisi
ke kuil Amun di oasis gurun pasir Siwa, kira-kira lima ratus mil
di sebelah barat Memphis, Mesir. Dikatakan bahwa ia nyaris tewas
dalam ekspedisi itu walau ini mungkin sebuah rujukan untuk sebuah
“kematian mistis”. Yang pasti adalah, ia dikenal oleh pendeta-pendeta
dan diinisiasi di sana.
Kadang diperkirakan bahwa pendeta-pendeta itu telah mengatakan
Alexander adalah anak laki-laki Amun-Zeus. Mungkin bahwa tanduk
upacara yang dikenakannya setelah itu merupakan tanda untuk hal
itu. Di beberapa negara yang dikalahkannya ia dikenang sebagai laki-
laki bertanduk. Dalam al-Quran ia muncul sebagai Dhul-Qarnayn,
yang artinya ‘yang bertanduk dua’. Namun, menurut sejarah rahasia,
kedua tanduk itu adalah tanduk dari seorang pemburu yang telah
kita kenal, dan dua orang sahabat yang saling mencinta Gilgamesh
dan Enkidu, yang terpisah karena kematian Enkidu, dan disatukan
ketika mereka terlahir kembali sebagai Alexander dan Aristoteles.
Pada usia tiga puluh tiga tahun Alexander mengabaikan peringatan
para astrolog Babilonia untuk tidak memasuki gerbang kota mereka.
Dua minggu kemudian ia meninggal karena demam. Segera setelah
itu terungkap bahwa kekaisaran Alexander telah disatukan hanya
oleh magnetisme dirinya sendiri.
BUDDHISME MUNCUL SEBAGAI DAKWAH PERTAMA, agama misi-
onari pada kira-kira 200 SM. Sebelum itu agama yang Anda percaya
ditentukan oleh ras atau suku bangsa Anda. Sekarang keadaan
manusia berubah. Bagi yang tidak diinisiasi, alam rohani adalah
visi yang memudar, meninggalkan jejak-jejak samar sulit untuk
dipastikan, sukar untuk dibedakan. Terilhami oleh Pythagoras,
Socrates, Plato, dan Aristoteles, orang-orang mengembangkan
kecakapan untuk pikiran deduktif dan induktif. Mereka mampu
menimbang argumen dari kedua belah pihak.
274
pustaka-indo.blogspot.com