Page 284 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 284

MISTERI-MISTERI YUNANI DAN ROMA
             Pada 334   SM ia memimpin sepasukan tentara memasuki Asia,
             mengalahkan Persia dalam Perang Issus, walau mereka kalah banyak
             sebanyak sepersepuluhnya. Kemudian, menyapu terus melalui Suriah
             dan Phoenocia, sebelum mengalahkan Mesir, dan mendirikan Kota
             Alexandria di sana. Ke mana pun pergi, ia mendirikan negara-kota
             dengan gaya Yunani, menyebarkan politik Yunani sekaligus juga
             ilosoi Yunani.
                Merupakan bagian dari misi Alexander untuk menyelamatkan
             kesadaran yang baru berkembang, dibuat oleh anggota seperti
             Plato dan Euripides, dari ditenggelamkan oleh kekayaan yang lebih
             besar, kejayaan, dan kekuatan militer Asia. Lebih khusus, ia akan
             menyelamatkan rasionalitas baru dari tersapu oleh peramal ritualistis
             kuno dan gambaran kesadaran.
                Pada 331 SM Alexander mengalahkan Persia lagi, menghancurkan
             ibu kota kunonya di Persepolis, sebelum mendesak lebih jauh masuk
             Afghanistan dan akhirnya ke India. Di sana ia berdebat dengan ilsuf-
             ilsuf Brahmin, keturunan Rishis. Menonton ritus inisiator Brahmin
             yang suci, pendeta-pendeta Alexander sendiri kagum melihat betapa
             upacara-upacara di sana sama dengan upacara mereka.
                Ada kisah bahwa Alexander mengirim seorang ilsuf Yunani
             untuk menjemput seorang guru Brahmin untuk menghadapnya,
             menawarkan hadiah besar dan mengancam pemenggalan kepala
             jika menolak. Filsuf itu akhirnya menemukan Brahmin itu di dalam
             hutan dan menerima jawaban yang tidak menyenangkan seperti ini:
             “Brahmin tidak takut mati ataupun menginginkan emas. Kami tidur
             nyenyak dan damai di atas dedaunan hutan. Jika kami memiliki
             kekayaan materi, itu hanya akan mengganggu tidur kami. Kami
             bergerak bebas di atas permukaan bumi tanpa pertentangan dengan
             segala kebutuhan kami sebagaimana seorang ibu yang menyusui
             bayinya.”
                Ini tanggapan yang jarang diterima Alexander. Hingga menjelang
             akhir hidupnya tampaknya tidak ada yang bisa menghalanginya.
             Seperti yang terjadi hanya beberapa kali dalam sejarah, seorang
             pribadi tampak mampu membengkokkan seluruh dunia mematuhi
             kehendaknya.
                Seperti yang sudah saya nyatakan, seluruh kehidupan Alexander


                                                                         273

                                                         pustaka-indo.blogspot.com
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289