Page 590 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 590
CATATAN TAMBAHAN
saja merujuk pada suatu kemenangan pada skala global. Pada akhir
catatan Daniel, Ia yang Hidup Kekal datang untuk memberikan
keadilan pada tanduk tersebut.
Kitab Wahyu memperluas tamsil makhluk bertanduk atau
Binatang ini. Kitab ini juga meramalkan makhluk lain—naga, Nabi
Palsu (yang mengadakan tanda-tanda dan menyesatkan mereka
yang punya tanda dari Binatang itu) dan Apolion, si Perusak.
Binatang bertanduk tersebut disembah oleh penduduk bumi, yang
mengatakan, “Siapakah yang sama seperti binatang ini dan siapakah
yang dapat berperang melawan ia?” Binatang itu mengatakan hal-hal
yang sombong dan menghujat, tetapi juga mengatakan hal-hal yang
“besar”. Seperti tanduk kecil dalam Daniel, Binatang ini juga menang
melawan orang-orang kudus selama suatu waktu dan Tempat Kudus
juga diinjak-injak. Pada akhirnya, Binatang dan Nabi Palsu tersebut
ditangkap dan dibuang ke dalam danau api dan belerang.
Sangat menggoda bila menyatukan entitas-entitas seperti ini
menjadi sesosok monster sureal, hibrida, dan berubah bentuk, lalu
menyebutnya Anti-Kristus. Namun, sebenarnya hanya ada sedikit
alasan untuk menganggap bahwa serangkaian nubuat yang berbeda
semuanya mengacu pada periode yang sama, apalagi entitas yang
sama. Bahasa dari semua bagian ini sangat simbolis, dan makna
sepenuhnya dari banyak simbol tersebut telah hilang. Bahkan,
simbol-simbol tersebut sering kali tampak kabur dengan disengaja,
barangkali hanya bisa dipahami oleh segelintir inisiat.
Selain itu, setidaknya beberapa dari peristiwa yang disebutkan,
seperti penyerbuan surga, jelas merupakan peristiwa di alam rohani
ketimbang di alam isik. Dengan menerima kepercayaan agama
umum yang sudah disinggung bahwa peristiwa-peristiwa di alam
isik merupakan semacam gema dari peristiwa di alam rohani—
sehingga, dengan mengambil satu contoh yang nyata, sebuah perang
besar di surga tak pelak lagi akan diikuti oleh perang besar di atas
bumi—rasanya sulit untuk menggunakan catatan-catatan ini sebagai
kunci untuk memahami setiap peristiwa yang mungkin dilaporkan
di sebuah surat kabar modern.
Konsensus di kalangan para teolog Perjanjian Baru adalah bahwa
surat-surat Yohanes tersebut ditulis oleh seorang pengikut St. Paul,
579
pustaka-indo.blogspot.com