Page 38 - Nona Bupu Pemandu Cilik
P. 38

“Wah,  segar  sekali  airnya,  sangat  alami,”  ucap  Kak  Tiara  setelah  beberapa  saat


          berendam.

                 “Sungai ini memiliki banyak khasiat seperti menghilangkan pegal dan membuat badan


          lebih segar.” Saya memberi informasi.


                 Setelah  berendam  cukup  lama,  saya  mengajak  Kak  Tiara  untuk  berenang.  Kami


          bergeser menjauh dari tempat semula. Kak Tiara sangat terkejut saat mengetahui bahwa

          sungai Malanage tidak hanya menawarkan sumber air panas saja, melainkan air dingin pula.


                 “Apakah Kak Tiara pernah mendengar tentang legenda air panas Malanage?” tanya


          saya kepada Kak Tiara.


                 “Belum,  Nona.  Apa kamu  mau  menceritakannya  kepada  saya?”  Kak  Tiara  balik

          bertanya.


                 “Tentu.”


                 Saya berdehem sebentar sebelum memulai cerita.


                 Pada zaman dahulu, di Kampung Nage, mayoritas penduduknya adalah pekebun.

          Kampung  Nage  selalu  tampak  sepi  di  siang  hari  sebab  semua  orang  pergi  ke  kebunnya


          masing-masing.


                 Pada suatu hari, seperti biasa, penduduk Kampung Nage berangkat ke kebun. Suasana


          kampung yang ramai menjadi sepi. Hanya ada dua orang ibu hamil yang ada di kampung itu.

                 Dua ibu hamil itu berniat untuk memasak. Ibu hamil yang satu sudah menyalakan


          api dan mulai memasak, sedangkan ibu hamil yang lain sedang kebingungan. Tidak ada api


          untuk menyalakan tungkunya.













          30
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43