Page 4 - E-BOOK KELOMPOK 5
P. 4
1. Metode Langsung
Metode penghapusan piutang langsung disebut juga direct method.
Dalam metode langsung, penghapusan piutang baru akan dicatat dalam
pembukuan ketika piutang sudah benar-benar dinyatakan tidak dapat ditagih lagi.
Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak
dapat memperkirakan penghapusan piutang atau piutang tak tertagih dengan tepat.
Metode ini biasa digunakan terutama oleh perusahaan yang memiliki bidang
usaha seperti restoran, hotel, rumah sakit, kantor pengacara, kantor akuntan
publik, dan took eceran dengan skala bisnis yang relatif kecil.
Faktor-faktor atau perihal yang membuat metode penghapusan langsung ini sering
dipakai adalah:
• Terdapatnya sebuah situasi yang dimana memang sangat tidak
memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan estimasi terhadap
besarnya piutang usaha yang tidak dapat ditagih lagi.
• Khusus bagi perusahaan yang sebagian besar barang atau jasanya dijual
secara tunai, sehingga jumlah beban atas piutang usaha yang tidak dapat
ditagih lagi boleh dibilang sangat tidak material untuk diestimasikan.
Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya tidak melakukan perhitungan akan
kerugian piutang tak tertagih pada tiap akhir periode pembukuan atau pencatatan
keuangan. Namun kerugian piutang tersebut baru dicatat ketika sudah benar-benar
pasti tidak dapat ditagih. Piutang tersebut kemudian dihapus dan dibebankan pada
perkiraan kerugian piutang. Dalam pencatatannya, kerugian piutang atau beban
penghapusan piutang di bagian debet. Dan piutang di bagian kredit. Seperti ini
bentuk pencatatannya.
Beban penghapusan piutang xxxxx
Piutang xxxxx
Jika kemudian peminjam ternyata hendak melakukan pembayaran piutang
tersebut, catatan pun diperbahrui dengan adanya keterangan pelunasan piutang itu.
Pencatatan dilakukan dengan membalik pencatatan sebelumnya, yaitu piutang di
sebelah debet dan kerugian piutang atau beban penghapusan piutang di sebelah
kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.
Piutang xxxxx
Beban penghapusan piutang xxxxx
P.AKT B 18_K5 Page 4