Page 32 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Kedua_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 32
dengan makhluk-Nya. Demikian pula setiap pikiran atau
bayangan yang menyandarkan bentuk dan ukuran kepada
Allah harus diusir dan dihilangkan dari benak. Jadi ketika kita
mengucapkan: Allahu Akbar maknanya adalah bahwa Allah
lebih besar dari segi keagungan, derajat, kekuasaan dan
kemahatahuan bukan dari segi panjang dan keluasan bentuk
dan ukuran. Ini yang dimaksud oleh ulama salaf ketika
menyikapi ayat-ayat mutasyabihat dengan mengatakan:
ِ
."ةَّ ِفِ ك ٘ب تءاج ام ك اهورم أ"
ِ
ِ
" Bacalah ayat-ayat tersebut sebagaimana bunyinya tanpa
menyifati Allah dengan sifat-sifat makhluk"
Jadi bukan maksudnya bahwa Allah memiliki kaifiyyat tetapi
kita tidak mengetahuinya. Dengan demikian tidaklah sesuai
dengan ulama salaf orang yang menyatakan berdasarkan
pernyataan di atas bahwa istiwa'-nya Allah di atas 'arsy adalah
duduk tetapi tidak diketahui bagaimana bentuk duduk-Nya
tersebut.
Dahulu, orang-orang Yahudi menyandangkan lelah
kepada Allah. Mereka mengatakan : setelah menciptakan langit
dan bumi Allah beristirahat dan terlentang. Perkataan mereka
ini jelas kekufurannya. Allah maha suci dari ini semua. Ia juga
maha suci dari infi'al seperti merasakan kelelahan, sakit dan
merasa enak. Karena yang mengalami keadaan-keadaan
semacam ini pastilah makhluk yang selalu mengalami
perubahan dan ini mustahil bagi Allah. Allah ta'ala berfirman:
29