Page 85 - Ayo-Kita-Tahlil-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-128-Hal
P. 85

74 | Ayo Kita Tahlil !!

                  ذُحلمأ ذُشبكب ىحض ملسو ويلَ ﵁ا ىلص بينلا فأ يور

                  ﵁ا ةػػػينادحوب رػػقأ نػػنِ وػػتمأ نػػػَ رػػخلآاو وػػسفن نػػَ اهمدػػحأ


                  ذُتاػػػػشلا ىدػػػحإ ةيحػػػضت لػػػعج ،غلبلاػػػب وػػػل دهػػػشو لَاػػػعت

                                                     ػىا . ا بهاوث ىأ وتملأ


                  Boleh seseorang untuk menjadikan pahala amal-nya bagi
                  orang  lain  dengan  dasar  berderma  dengan  tanpa  adanya
                  permintaan  dari  orang  tersebut,  selain  pada  ibadah  haji
                  dan  perkara  yang  diupah  (isti‟jar).  Berkata  (al-
                  Marghinani)   dalam    kitab   al-Hidayah:   Dasar
                  (ketentuan) dalam bab ini adalah bahwa seseorang boleh
                  menghadiahkan pahala amal-nya untuk orang lain, baik
                  berupa shalat,  puasa,  sedakah atau  yang  lainnya.  Yang
                  menjelaskan kitab  (asy-Syarih)  berkata:  Seperti  bacaan
                  al-Qur‟an  dan  dzkir  menurut  Ahlussunnah  Wal
                  Jama‟ah,  yang  dimaksud  oleh  para  sahabat  kami
                  (Ulama  Madzhab  Hanafi)  kebolehan  di  sini  secara
                  mutlak,  karena  adanya  riwayat  bahwa  Rasulullah
                  berkorban dengan  dua  ekor domba  yang  berwarna  putih
                  campur hitam (Amlah), yang satu untuk diri beliau dan
                  satu  lagi  untuk  umatnya  yang  telah  mengakui  keesaan
                  Allah  ta'ala  dan  bersaksi  atas  kerasulannya.  Beliau
                  menjadikan  kurban  salah  satu  domba  itu  untuk
                  umatnya, artinya pahala dari pahala qurban-nya .
                                                             61
                  Ungkapan  serupa  juga  dinyatakan  oleh  Ibn  Abidin
            dalam  kitab  Hasyiyah  Radd  al-Muhtar  „Ala  ad-Durr  al-


                  61   Ibn Abidin al-Hanafi, Syifa‟ al-„Alil dalam Majmu‟ah Rasa-il Ibn
            Abidin, j. 1, h. 165.
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90