Page 86 - Ayo-Kita-Tahlil-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-128-Hal
P. 86
Ayo Kita Tahlil !! | 75
Mukhtar . Setelah menukil pendapat yang mengatakan
62
bahwa Al-Imam Malik dan Al-Imam Syafi‟i mengecualikan
pada perkara ibadah badaniyyah (ibadah yang dilakukan secara
fisik) seperti shalat dan bacaan al-Qur‟an , Ibn Abidin
63
menuliskan:
تيملل ةءارقلا ؿوصو ةيعفاشلا نم فورخأتلما هررح يذلاو
لمُ فلأ ،ابئاغ ولو اهبقَ ول َ ي د وأ وترضبِ تناك اذإ
ػىا . ؿوبقلل ىجرأ اهبقَ ءاَدلاو ةكبِلاو ةحمرلا ؿزنت ةءارقلا
Dan pendapat yang telah ditetapkan oleh ulama
Muta‟akhirun dari ulama madzhab Syafi‟i adalah
bahwa pahala bacaan sampai bagi mayit, jika dibacakan
didekatnya, atau dengan cara berdoa (mohon
disampaikan sebagai hadiah pahala) sesudah membaca
walaupun tidak di hadapan mayit. Karena di tempat
yang dibacakan al-Qur‟an turun rahmat dan berkah,
dan bila disertai dengan doa (supaya disampaikan) lebih
diharapkan lagi untuk diterima.
﴾ 3 ﴿
Al-„Allamah az-Zaila‟i dalam kitab Tabyin al-Haqaiq
Syarh Kanz ad-Daqaiq, menuliskan:
62 Ibn Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar „Ala ad-Durr al-Mukhtar
yang terkenal dengan sebutan Hasyiah Ibn „Abidin, j. 1, h. 243.
63 Yang dimaksud oleh Al-Imam Syafi‟i tidak sampai adalah jika
al-Qur‟an dibacakan tidak di hadapan mayit, atau dibacakan dari jauh
yang tanpa disertai dengan doa ish-al, seperti yang kita jelaskan dalam
buku ini.