Page 13 - RETNO MEDIA PAB P6
P. 13

Drama pendek


                                           Kisah Brahmana Bersaudara yang Kasar


                  Suatu ketika, ada seorang brahmana. Brahmana ini punya istri yang memiliki kebiasaan
                  latah.  Istrinya  akan  latah  jika  dia  bersin  atau  disentuh  oleh  seseorang.  Suatu  ketika

                  terjadi percakapan sebagai berikut.
                  Istri            : “Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa”

                  Suami            :  Apa yang kamu ucapkan? Apakah  artinya?“
                  Isteri           :  Maaf.  Itu  adalah  pujian  untuk  Buddha.  Artinya,  ”Terpujilah  Buddha

                                    yang Mahasuci dan Mahasempurna. ”

                  Mendengar  kata-kata  pujian  kepada  Buddha,  suaminya  marah.  Sang  suami  pergi
                  menjumpai Buddha dan dia pun menantang Buddha.

                  Suami            :  “Apakah  yang  harus  dilenyapkan  agar  kita  bisa  hidup  bahagia  dan
                                    damai?”

                  Buddha           :    Wahai  brahmana,  agar  bisa  hidup  bahagia  dan  damai,  seseorang
                                    harus melenyapkan sifat benci.“

                  Suami            : ”Melenyapkan dharma     bagian apa yang Buddha setujui?”
                  Buddha           : Melenyapkan kebencian adalah yang disenangi dan dipuji oleh para

                                    Buddha dan para bijaksana.”
                  Suami itu menjadi sangat terkesan dan puas. Akhirnya, dia menjadi bhikkhu. Suami ini

                  memiliki saudara laki-laki bernama Akkosaka Bharadvaja. Saudaranya ini terkenal suka

                  menghina dan berkata kasar. Suatu ketika, dia pergi ke vihara untuk menemui Buddha.
                  Ketika tiba di vihara, dia menghina Buddha dengan berkata kasar.

                  Buddha           : “Wahai, Bharadvaja, seumpama kamu  menawarkan makanan kepada
                                    tamu-tamu.  Tetapi mereka  tidak mengambilnya. Kemudian, menjadi

                                    milik siapakah makanan itu?”
                  Bharadvaja       : “Tentulah makanan itu akan menjadi milikku.”

                  Buddha           : “Begitulah, wahai Bharadvaja, karena Aku tidak menerima hinaanmu,

                                    maka hinaan itu akan kembali menjadi milikmu.”


                                                                                                              15
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18