Page 18 - RETNO MEDIA PAB P6
P. 18
dirinya telah bermalam dengan Buddha. Hal ini dilakukan agar umat
mencurigai Buddha.
Rita : Terus apa yang terjadi?
Sari : Empat bulan kemudian, dia mulai bersikap seolah-olah dia hamil dengan
mengikatkan kain-kain ke dadanya dan mengenakan baju merah. Dia mulai
menyebarkan berita jika anak yang dikandungnya adalah anak Buddha.
Rita : Sungguh mengerikan fitnah yang ditunjukan kepada Buddha. Terus,
bagaimana kelanjutannya, Sari!
Sari : Sembilan bulan kemudian, ketika itu Buddha sedang berkotbah di hadapan
banyak orang. Cinca Manavika berkata bahwa sebentar lagi dia akan
melahirkan anak Buddha. Mendapat tuduhan seperti itu, Buddha berkata:
“Saudari Cinca Mànavikà, hanya engkau dan Aku yang tahu apakah yang
engkau katakan itu benar atau salah.”
Rita : Tenang sekali, ya, sikap Buddha menghadapi fitnahan itu. Benar atau tidak,
ya, tuduhan itu.
Sari : Mengetahui hal ini, Raja para dewa yang bernama Sakka bersama tiga
dewa lainnya mengubah dirinya menjadi empat ekor tikus. Mereka
menggigit tali pengikat kayu dan potongan kayu itu menimpa sepuluh jari
kaki Cinca Manavika hingga terluka parah. Orang-orang pun akhirnya
mengusir Cinca Manavika.
Rita : Kalau begitu, Cinca Manavika melanggar Pancasila Buddhis sila keberapa,
Sari?
Sari : Pasti dia melanggar sila ke-empat.
Rita : Terus apa akibat yang diterima Cinca Manavika selanjutnya?
Sari : Cinca Manavika diseret keluar dari pertemuan itu. Ketika menginjakkan
kakinya ke tanah, tanah membelah dan menelannya.
Rita : Oke Sari. Terima kasih atas ceritanya.
Sumber: Tim Penerjemah Vidyasena. 1997. Dhammapada Athakatha Yogyakarta: Vidyasena
.
dengan perubahan yang disesuaikan.
20