Page 174 - Draft Revisi BUKU TJ Reviu Bu Ning PR Ok_Kirim Pak Unan_18 Des 2024
P. 174

perundang-undangan, dalam pembuatannya perlu memperhatikan syarat syarat

                     di bawah ini:
                     a.  ekuivalen

                         Definisi  yang  dibuat  harus  dapat  diuji  melalui  konverbilitas  atau  dapat
                         dipertukarkan satu sama lain antara yang didefinisikan (definiendum) dan

                         yang  mendefinisikan  (definiens).  A  =  B  dan  B  =  A.  Jika  A  dan  B  dapat

                         dibuktikan sama dan dapat dipertukarkan, ini merupakan definisi yang baik.
                         Jika  tidak  dapat  dipertukarkan,  definisi  tersebut  hanya  merupakan

                         pernyataan. Contoh: Nanas adalah buah yang rasanya asam. Jika dibalik
                         atau  dipertukarkan,  berbunyi:  Buah  yang  rasanya  asam  adalah  nanas.

                         Apakah  secara  logika  definisi  ini  betul?  Jika  tidak,  contoh  di  atas  hanya

                         merupakan pernyataan.
                     b.  paralel

                         Dalam  membuat  suatu  definisi,  hindarkan  adanya  penggunaan  kata-kata
                         dalam  definiens,  misalnya  kata  atau  frasa:  jika,  apabila,  kalau,  jikalau,  di

                         mana,  untuk  apa,  kepada  siapa,  dan  lain-lain.  Karena  definiens  dapat
                         mengandung  syarat  atau  pengandaian  yang  dapat  menimbulkan

                         ketidakpastian definisi, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kepastian

                         hukum.
                     c.  pengulangan kata definiens

                         Hindari adanya pengulangan kata yang sama yang ada dalam definiendum.
                         Misalnya, Ilmu Hukum, kata "ilmu" dan "hukum" harus didefinisikan sebagai

                         "Pengetahuan  mengenai  norma-norma  yang  mengatur  tingkah  laku  yang
                         disusun  berdasarkan  sistimatika  yang  teratur".  Jadi  bukan  "Ilmu  yang

                         mempelajari tentang hukum". Definisi "sosiologi", misalnya: kurang baik jika

                         logi tidak  didefinisikan  atau  kadang  kadang logi dipadankan  dengan  kata
                         "ilmu". Jadi logi atau ilmu harus pula didefinisikan.

                     d.  negatif

                         Hindari adanya definisi yang negatif, dalam arti menggunakan kata seperti:
                         bukan,  tidak,  non,  kecuali  terhadap  kelas-kelas  yang  mempunyai  sifat

                         dekotomi  atau  yang  disangkal ciri deferensialnya  dan bukan anggotanya.
                         Kurang  benar  jika  kita  mengatakan  bahwa  "Manusia  adalah  bukan

                         binatang".  Bandingkan  jika  ada  definisi  yang  menyatakan  bahwa  "Yatim
                         Piatu adalah seorang anak yang tidak mempunyai ayah dan ibu". Contoh


                                                                                                      174
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179