Page 278 - Draft Revisi BUKU TJ Reviu Bu Ning PR Ok_Kirim Pak Unan_18 Des 2024
P. 278

membolehkan  perubahan  yang  harus  dilakukan”  (taking  into  consideration  or

                     allowing  for  the  changes  that  must  be  made)  penerapan  “mutatis  mutandis”
                     dapat dilakukan terhadap pengaturan terhadap suatu hal berlaku juga terhadap

                     hal yang diatur kemudian dengan perubahan seperlunya.(Brian David Mogck,
                     Writing  To  Reason:  A  Companion  for  Philosophy  Studentts  and  Instructors,

                     2008)


                     Dengan  penjelasan  lain  Mutatis  Mutandis  berarti  necessary  changes  having

                     made (perubahan-perubahan yang diperlukan telah dibuat), atau with necessary
                     changes in points of details, meaning that matters or things are generally the

                     same, but to be altered when necessary (dengan perubahan-perubahan yang

                     diperlukan mengenai rinciannya, yang berarti hal-hal yang telah disebutkan pada
                     dasarnya sama, namun diubah apabila diperlukan).


                     Mutatis  mutandis  dipakai  dalam  teknik  penyusunan  peraturan  perundang-

                     undangan, sebagai contoh Pasal 63 Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014
                     berbunyi: “Ketentuan mengenai tata cara mempersiapkan rancangan undang-

                     undang  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  45  sampai  dengan  Pasal  54

                     berlaku  secara  mutatis  mutandis  terhadap  tata  cara  penyusunan  rancangan
                     peraturan pemerintah, kecuali ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

                     51  ayat  (2)  huruf  a.”  Ini  berarti  bahwa  ketentuan  pembentukan  Panitia
                     Antarkementerian        dan/atau      Antarnonkementerian,         rapat     Panitia

                     Antarkementerian,  dan/atau  Antarnonkementerian,  serta  ketentuan  mengenai
                     pengharmonisasian,  pembulatan,  dan  pemantapan  konsepsi  rancangan

                     undang-undang (kecuali Pasal 51 ayat (2) huruf a mengenai dokumen Naskah

                     Akademik)  berlaku  pula  bagi  tata  cara  penyusunan  rancangan  peraturan
                     pemerintah.



                     Teknik  mutatis  mutandis  digunakan  dengan  maksud  agar  tidak  terjadi
                     pengulangan atau perumusan norma (herhaling) yang disebutkan dalam pasal-

                     pasal terdahulu, yang menguraikan dengan rinci (in points of details) mengenai
                     sesuatu hal, jika norma dimaksud diperlukan lagi bagi pasal-pasal berikutnya.

                     Dengan  demikian  struktur  norma  hukum  lebih  sederhana,  tidak  mengulangi




                                                                                                      278
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282