Page 7 - LAPORAN REKTOR 2022.cdr
P. 7

A. Proses Pendirian Unwahas

                               Yayasan  Wahid  Hasyim  dan  Universitas  Wahid  Hasyim  berdiri  pada

                       tahun 1998. Awal mula berdirinya, ada beberapa orang Nahdlatul Ulama (NU)

                       yang  menjabat  di  IIWS  dipimpin  KH  Syamsuddin  Anwar  dan  didampingi

                       Mudzakkir Ali, Syirozi Zuhdi, Satriyan AR, KH. Nasucha Machalie, KH Chanif

                       Ismail, Amjad, dan Adib melakukan studi banding dan berkunjung ke Yayasan

                       Penyelenggara  Unisma  Malang  (diketuai  KH  M.  Tholchah  Hasan)  untuk
                       menimba ilmu atau dalam bahasa jawa dikenal dengan istilah “ngangsu kawruh”

                       guna  melakukan  percepatan  pendirian  perguruan  tinggi  umum  NU  di

                       Semarang.

                               Dalam rangka  menindaklanjuti studi banding  tersebut,  maka disepakati

                       membentuk  Yayasan  penyelenggara  dengan  nama  Yayasan  Pendidikan  Tinggi

                       NU  Jawa  Tengah  (YPTNU).  Setelah  Yayasan  berdiri  7  Mei  1999,  kemudian

                       melakukan  persiapan  pendirian  perguruan  tinggi  dan  sebagai  langkah  awal
                       disepakati  untuk  mengajukan  pendirian  Politeknik  NU.  Setelah  proposal

                       Politeknik  selesai  disusun  pada  tanggal  10  Mei  1999,  sekretaris  YPTNU

                       (Mudzakkir  Ali)  membawanya  ke  Jakarta.  Dalam  perjalanannya  ke  Jakarta,

                       beliau  menyempatkan  diri  mampir  ke  Bogor  di  kediaman  Syekh  Suryadipraja

                       untuk  meminta  doa  restu  dan  mengkonsultasikannya  dengan  PBNU.  Atas  ijin

                       KH.  Achmad  (Ketua  PWNU  Jateng),  tanggal  11  Mei  1999  sekretaris  Yayasan

                       (Mudzakkir  Ali)  didampingi  M.  Chabib  Thoha  (Ketua  LP  Ma’arif  NU  Jawa
                       Tengah) berkonsultasi dengan KH Abdurrahman Wahid (Ketua Umum PBNU),

                       yang  didengar  dan  disaksikan  oleh  KH  Muchlisin  (Terboyo).  Oleh  KH

                       Abdurrahman  Wahid  (Ketua  Umum  PBNU),  tidak  disetujui  berdirinya

                       Politeknik, akan tetapi justru diperintahkan untuk mendirikan universitas. Beliau

                       akan  membantu  pendirian  universitas  NU  di  Semarang,  termasuk  membantu

                       dana yang dibutuhkan.

                              Pada tanggal 12 Juli 1999, Drs. KH. Syamsuddin Anwar (ketua YPTNU),
                       Drs. Mudzakkir Ali, M.A (sekretaris YPTNU), dan Mahmutarom HR, S.H., M.H




                                                              5
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12