Page 12 - LAPORAN REKTOR 2022.cdr
P. 12
muncullah pemikiran mencari bangunan yang bisa langsung dipakai untuk
ijin pendirian. Terdapat wacana alternatif bangunan, antara lain: menyewa
gedung pertemuan Masjid Agung Kauman Semarang, menyewa bekas
gudang Coca Cola Mangkang, meminjam kantor PWNU, dan lain-lain. Di
tengah kesulitan mencari gedung yang siap untuk pengajuan ijin,
Alhamdulillah terdapat informasi penjual rokok di sebelah masjid Kauman
melalui Bp Amjad bahwa ada bekas kampus SMP-SMA Wiyata Tama di
Sampangan akan dijual. Setelah di survey dan diketahui bahwa bekas
kampus SMP-SMA Wiyata Tama di Sampangan terdapat 5 gedung dan masih
layak untuk ditempati. Disepakatilah gedung tersebut untuk dibeli dan
dijadikan kampus Unwahas, meskipun terdapat beberapa orang yang
memandangnya kurang luas dan tidak strategis karena lokasinya masuk gang
kampung.
Melalui kerja keras, jasa atau wakaf (pikiran, tenaga, dan harta) dari
berbagai pihak dan do’a serta semangat keinginan yang luhur, maka YPTNU
betul-betul telah memiliki tanah dan kampus milik sendiri.
2. Kecukupan Dosen Tetap
Persyaratan dosen tetap menurut aturan adalah minimal 6 orang per
program studi, masing-masing 2 orang lulusan S2 dan 4 orang lulusan S1,
sehingga untuk memenuhi 10 prodi umum yang akan dibuka, dibutuhkan 60
orang dosen tetap, dengan rincian: 20 orang lulusan S2 dan 40 orang lulusan
S1 sesuai prodi yang akan dibuka. Untuk memenuhi kebutuhan dosen tetap
tersebut, maka ditempuh cara dengan pengumuman di media massa. Tanpa
diduga, peminat yang melamar menjadi dosen tetap sejumlah 600 orang
lebih, meskipun didominasi pendaftar lulusan S1 dan sarjana agama.
Banyaknya pendaftar calon dosen tersebut cukup mengkhawatirkan bagi
yayasan dan PWNU apabila kampus tidak jadi berdiri, karena saat itu
masyarakat tengah demam reformasi, ramai demo bakar membakar fasilitas
umum. Untuk seleksi diserahkan kepada PWNU Jateng dan untuk tes
10