Page 21 - Materi_Siswa_01b
P. 21
a. Kendaraan bermotor listrik berbasis sel bahan bakar, merupakan kendaraan
bermotor dengan menggunakan motor listrik dengan sel elektrokimia yang
mengubah energi kimia hidrogen dan oksigen menjadi listrik melalui media
penyimpanan energi listrik
b. Kendaraan bermotor listrik kombinasi motor penggerak menggunakan motor
bakar dan motor listrik, merupakan kendaraan bermotor yang menggunakan
kombinasi motor bakar dengan, (i) motor listrik sebagai penggerak utama,
atau (ii) motor listrik sebagai penggerak tambahan, yang mendapat pasokan
listrik dari media penyimpanan energi listrik.
2. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 87 tahun 2020
tentang Pengujian tipe fisik kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Dalam Permen ini dijelaskan mengenai persyaratan teknis dan laik jalan bagi
setiap kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, melalui pengujian tipe
kendaraan bermotor sesuai dengan ketentuan peraturan perudangan. Selain
itu, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai harus melakukan penambahan
pengujian tipe fisik. Pengujian tipe fisik kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai, antara lain:
a. Baterai listrik
b. Alat pengisian ulang energi listrik
c. Perlindungan sentuh listrik
d. Keselamatan fungsional dan
f. Emisi hidrogen
3. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 15 tahun 2022
tentang konversi kendaraan bermotor selain sepeda motor dengan penggerak
motor bakar menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Dalam permen ini dijelaskan bahwa setiap kendaraan bermotor selain sepeda
motor dengan penggerak motor bakar yang telah dilakukan registrasi dan
identifikasi dapat dilakukan konversi menjadi kendaraan bermotor listrik
berbasis baterai dengan dibuktikan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)
dan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK). Konversi tersebut tidak
diperkenankan untuk mengubah standar sistem kelistrikan dari kendaraan
bermotor yang akan dilakukan konversi, kecuali terhadap sistem kelistrikan
pada motor penggerak dan/atau peralatan pendukungnya. Konversi ini dapat
dilakukan oleh bengkel umum, lembaga atau insitusi yang telah mendapatkan
persetujuan dari menteri melalui Direktur Jenderal sebagai Bengkel Konversi.
Dalam peraturan ini telah dijelaskan pentingnya uji keamanan dan diagnosis
fungsi kendaraan listrik, sebagai acuan dalam melakukan konversi dan uji fisik
untuk mendapatkan sertifikat kelayakan bagi mobil yang telah dikonversi. Pihak
bengkel termasuk mekanik yang melakukan konversi harus perduli dengan isi
dan makna dari peraturan tersebut, untuk memudahkan dalam proses sertifikasi
dan perubahan STNK dan nomor, dari mobil bakar menjadi mobil listrik.
1.21

