Page 120 - SEMANTIK
P. 120

GLOSARIUM

                 (Mengacu Kamus  Linguistik, Kridalaksana, 1984)


             Ahli fonemik (phonemicist): ahli linguistik  spesialis dalam bidang fonemik.
             Ajektival (adjectival): 1. Bentuk bahasa yang berfungsi sebagai adjektiva,
                    tetapi tidak dapat berinfleksi seperti adjektiva biasa; 2. Bersifat
                    atau berfungsi sebagai adjektiva; mis. Frasa  ajektival.
             Akronim (acronym): kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku
                    kata  atau  bagian  lain  yang  ditulis  dan  dilafalkan  sebagai  kata
                    yang  sesuai  dengan  kaidah  fonotaktik  bahasa  bersangkutan:
                    mis. KAMI, ABRI, HANKAM, RUDAL(= peluru kendali)
             Ambigu (ambiguous): mempunyai lebih dari satu makna
             Ambiguitas (ambiguity): sifat konstruksi yang dapat diberi lebih dari satu
                    tafsiran.
             Ambivalen (ambivalent): sama dengan ambigu: keambiguan
             Ameliorasi (amelioration, melioration, elevation): Perubahan makna yang
                    mengakibatkan  sebuah  ungkapan  menggambarkan  hal  yang
                    lebih  baik  dari  semula;  mis.  wanita  sekarang  mempunyai  arti
                    hormat, dulu, hanya berarti ‘yang diinginkan’
             Anomali (anomaly): penyimpangan atau kelainan dipandang dari  sudut
                    konvensi gramatikal atau semantik  suatu bahasa.
             Denotasi (denotation): makna kata atau kelompok kata yang didasarkan
                    atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau
                    yang didasarkan atas konvensi tertentu;sifatnya obyektif.
             Idiolek (idiolect): keseluruhan cirri-ciri bahasa seorang manusia.
             Idiom  (idiom):  a.  Konstruksi  dari  unsure-unsur  yang  saling  memilih,
                    masing-  masing  anggota  mempunyai  makna  yang  ada  hanya
                    karena bersama yang lain, (b) konstruksi yang maknanya tidak
                    sama  dengan  gabungan  makna  anggota-anggotanya.  Contoh:
                    Kambing  hitam dalam  kalimat  Dalam peristiwa  kebakaran  itu
                    HANSIP  menjadi  kambing  hitam,  padahal  mereka  tidak  tahu
                    apa-apa.




                                                         I Dewa Putu Wijana  109
                                                        Muhammad Rohmadi
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125