Page 107 - buku cerita rakyat melawi_mastiah
P. 107

Raja  datang  dan  menyuruh  Engkeyok  menikahi
       Dayang Putri. Mereka pun merayakan pernikahan selama

       tujuh hari tujuh malam.

             Setelah  perayaan,  Engkocek  ingin  pulang,  tetapi

       Engkeyok  ingin  ikut  dengannya.  Engkocek  mengingatkan
       bahwa  Engkeyok  sudah  punya  istri  dan  anak.  Namun,

       Engkeyok  bersikeras  untuk  membawa  istri  dan  anaknya
       pulang  bersama.  Saat  perjalanan  pulang,  Engkocek

       mendengar  burung  yang  memberi  tahu  bahwa  ada  ular

       yang  ingin  mematuk  Engkeyok  dan  istrinya.  Engkocek
       segera membunuh ular itu.

             Di  tengah  perjalanan,  Engkocek  mendengar  burung
       yang  memberi  tahu  bahwa  Gompa  ingin  membunuh

       Engkeyok dan istrinya. Gompa pun dibunuh oleh Engkocek.
       Pada  malam  hari,  burung  tersebut  memberi  tahu  bahwa

       ada  lipan  putih  yang  ingin  membunuh  Engkeyok  dan

       istrinya  di  bawah  tempat  tidur.  Engkocek  segera
       membunuh lipan tersebut.

             Saat  ibu  Engkeyok  membersihkan  rumah,  dia

       menemukan  kopiah  (peci)  milik  Engkocek.  Ibu  Engkeyok
       marah  dan  menuduh  Engkocek  berselingkuh  dengan  istri

       Engkeyok.  Engkocek  menjelaskan  bahwa  dia  hanya  ingin

       melindungi Engkeyok dan istrinya dari bahaya.

             Namun,  setelah  cerita  tersebut  habis,  Engkeyok
       perlahan berubah menjadi batu karena salah paham yang

       terjadi. Akhirnya, Engkeyok menjadi batu sepenuhnya, dan

       cerita mereka berakhir dengan kesedihan.
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111