Page 59 - BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS XII - FARRAH, RAHMAH, RYANA
P. 59
Menafsir Pandangan Pengarang Terhadap
Kehidupan dalam Novel
Pernahkah kalian mendengar istilah novel? Atau pernahkah kalian membaca
sebuah novel sebelumnya? Jika belum, mari kita pelajari lebih lanjut mengenai materi
novel pada bab empat dalam buku ini.
Novel menurut Sumardjo (1983) ialah sebuah bentuk sastra yang sangat
populer di dunia, Bentuk sastra yang satu ini paling banyak beredar serta juga dicetak
sebab daya komunitasnya yang sangat luas di dalam masyarakat. Berikut ditampilkan
contoh kutipan novel Nebula karya Tere Liye yang dapat dilihat aspek kehidupan dari
sudut pandang pengarangnya.
Nebula
Aku tahu telah melakukan pelanggaran serius, yang tidak sebanding dengan
hukuman apapun, termasuk membersihkan toilet selama setahun, itu tetap tidak
setimpal. Aku bahkan cemas kami bertiga bisa dikeluarkan dari Akademi Bayangan.
Tapi „ajaibnya‟ kami ternyata lolos dari hukuman.
Kapsul kereta yang masih mengambang itu dievakuasi oleh beberapa dosen
senior beberapa menit kemudian, hati-hati dipindahkan keluar. Kami bertiga dibawa
ke ruangan Ox, pimpinan Akademi Bayangan, menunggu di sana hingga acara
inagurasi selesai.
“Bulan sabit gompal!” Ox berseru galak saat dia masuk ke ruangannya, diikuti
salah satu staf senior kampus.
“Apa kalian tidak punya cara lebih fantastis untuk datang ke kampus, heh?
Membawa gerbong curian dari Grand Stasiun Kota Tishri, itu terlalu receh buat
kalian bertiga yang hebat. Mungkin lain kali kalian bisa menunggang naga dari
gunung-gunung terlarang?”
“Eh, apakah naga sungguhan ada, Master Ox?” Aku reflek menimpali.
“Tutup mulutmu, Selena!” Ox mendelik, “Astaga! Itu sarkasme, Selena.
Bukan pujian.”
Tazk menginjak kakiku—melotot agar aku tidak kelepasan lagi.
“Tahun ajaran baru bahkan belum dimulai, dan kalian telah membuat masalah
serius. Sama persis seperti tahun lalu. Apakah itu memang hobi kalian, heh? Si
tukang pembuat masalah?” Ox mengacungkan tinjunya. Wajahnya merah-padam.
“Aku belum pernah mendapatkan mahasiswa seperti kamu, Selena. Biang
masalah. Menganggap enteng semuanya. Melanggar peraturan dengan santainya.
Diam-diam memasuki semua ruangan di kampus ini. Membuka pintu-pintu.
Mengintip semua lemari, peti, dan sebagainya. Entah apa yang ada di kepalamu, heh.
55