Page 61 - BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS XII - FARRAH, RAHMAH, RYANA
P. 61
Kegiatan 1
Menangkap Maksud Pengarang terhadap Kehidupan dalam Novel
Pada materi awal bab, kalian sudah belajar mengetahui sudut pandang atau
maksud pengarang dengan melihat beberapa informasi dari kutipan novel yang
tersedia. Beberapa di antaranya dapat kita ketahui dari adanya kutipan yang bersifat
prinsip, idealisme, dan tanggapan pengarang terhadap sesuatu. Ketiga hal ini tidak
hanya dapat dibentuk dalam realitas, namun bisa juga dikemas sebagai sesuatu yang
imajinatif (seperti pada kutipan novel Nebula).
Menangkap atau menafsir pandangan pengarang dalam novel adalah menafsir
apa saja yang terkandung dalam novel, dalam hal ini termasuk di dalamnya menafsir
tentang pesan pengarang, kalimat konotasi, kaitan fakta dengan kehidupan yang ada
dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh penulis.
Bacalah kutipan novel Ayat-Ayat Cinta 2 karangan Habiburrahman El Shirazy
berikut ini!
Ayat-Ayat Cinta 2
Fahri mengingatkan agar merapatkan shaf dalam bahasa Arab yang fasih dan
bahasa Inggris yang juga fasih. Ia lalu mengucapkan takbiratul ihram dengan
berwibawa dan merdu. Ia membaca Fatihah dengan sangat indah. Suaranya
menyerupai Syaikh Mathrud. Ia lalu membaca surat Shaf ayat satu sampai sembilan.
Rakaat kedua ia membaca Surat Shaf ayat sepuluh sampai selesai.
Usai salam dan dzikir, Fahri bangkit dan hendak melangkah ke luar masjid. Sang
imam dengan terbatuk-batuk mendekati Fahri.
“Masya Allah... huk .. huk bacaanmu tartil, bagus, dan indah didengar. Huk...
huk... Siapa namamu, anakku? Dari mana asalmu?”
“Nama saya, Fahri Abdullah. Saya dari Indonesia.”
“Kamu... huk.. huk.. belajar baca Al-Qur„an di Indonesia?”
“Fahri mengangguk. Tiba-tiba batuk sang imam menjadi-jadi. Imam itu berusaha
mengendalikan batuknya. Wajahnya tampak menderita.
“Syafakallah, imam,” gumam Fahri.
“Huk... huk... astaghfirullah...saya harus segera pulang... maaf...huk.. huk...” ujar
sang imam sambil cepat-cepat pergi keluar masjid diikuti pemuda Arab.
Fahri melangkah keluar diikuti Misbah dan Paman Hulusi. Tuan Taher mengejar.
Tepat di depan pintu, Tuan Taher menghentikan Fahri.
“Apakah Brother ada acara pagi ini? Setelah dari masjid ini.”
57