Page 176 - KELAS 4 BAHASA INDONESIA
P. 176

Perempuan itu malah

                    tertawa, “Namaku Warsih. Aku
                    orang Jawa, tak paham bahasa

                    Hokkian. Lumpiaku berasal dari
                    kata Olympia, karena aku sering

                    jualan di pasar malam Olympia.”

                        A Joe ternganga, “Oh,

                    begitu, ya?”

                        Lalu A Joe bertanya, “Kenapa

                    orang-orang Kampung Melayu


                    ini mau membeli lumpiamu? Sedangkan punyaku tak laku.” Wajah A
                    Joe berubah murung.


                        “Memangnya, lunpiamu isi apa?” tanya Warsih.

                        A Joe lalu menunjukkan lunpia buatannya pada Warsih.

                    “Rebung dan daging babi.”

                        Warsih menggeleng. “Kamu lihat kan, penduduk Kampung

                    Melayu banyak yang berasal dari Arab dan Gujarat. Mereka
                    beragama Islam. Itu, ada masjid di sana. Orang Islam, tidak makan

                    babi. Tidak halal. Lumpia buatanku isinya kentang dan udang.
                    Karena itu, mereka bisa memakannya.”


                        Setelah itu, Warsih berkata lagi, “Sebetulnya, nasib kita sama
                    kok. Lumpia buatanku juga tidak laku di kawasan Pecinan. Mereka

                    tak suka lumpia kentang. Mereka maunya isi rebung.”

                          A Joe dan Warsih sama-sama terdiam. Namun, sebenarnya

                    otak mereka berpikir keras. Beberapa detik kemudian, wajah
                    A Joe cerah.


                        “Aku ada ide! Mengapa kita tidak bekerja sama saja? Maksudku,
                    ayo kita ciptakan resep baru supaya semua orang bisa menikmati

                    lunpia buatan kita.”








             166    Bahasa Indonesia | Lihat Sekitar | untuk SD Kelas IV
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181